Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat menembus level psikologis 2.000 dolar AS pada akhir perdagangan, Senin (Selasa pagi WIB), bangkit dari penurunan akhir pekan lalu, karena dolar AS tergelincir setelah data manufaktur AS lebih lemah dari yang diperkirakan, membuat logam kuning dalam denominasi greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terangkat 14,20 dolar AS atau 0,71 persen menjadi ditutup pada 2.000,40 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 2.008,00 dolar AS dan terendah di 1.965,90 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 11,50 dolar AS atau 0,58 persen menjadi 1.986,20 dolar AS pada Jumat (31/3/2023), setelah terangkat 13,20 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.997,70 dolar AS pada Kamis (30/3/2023), dan merosot 5,90 dolar AS atau 0,30 persen menjadi 1.984,50 dolar AS pada Rabu (29/3/2023).
Dolar AS jatuh pada perdagangan Senin (3/4/2023), dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,41 persen menjadi 102,0933 pada pukul 15.00 waktu setempat (19.00 GMT).
Data ekonomi yang dirilis pada Senin (3/4/2023) semakin mendukung emas. Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Global AS yang disesuaikan secara musiman membukukan 49,2 pada Maret, naik dari 47,3 pada Februari.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas menguat karena dolar jatuh setelah data ekonomi AS melemah