Jakarta (ANTARA) - Teknologi artificial intelligence (AI) telah mencetak tonggak sejarah baru yang mengguncang beragam profesi di dunia.
Para penulis, jurnalis, peneliti, akademisi, hingga pelukis tercengang dengan kehadiran aplikasi chatGPT dan Dall.E2 pada openai.com.
Apakah kecerdasan buatan dapat menghilangkan pekerjaan manusia yang berujung pada gangguan ekonomi?
Komputer terbukti mampu membuat naskah pidato, proposal dan paper penelitian, hingga membuat karya seni, seperti menulis puisi dan melukis.
Cukup dengan perintah yang dibuat, seperti mengobrol di whatsApp, komputer mampu menyelesaikannya.
Para dosen dan guru kewalahan karena para siswa dengan mudah menggunakan chatGPT untuk menyelesaikan tugas atau karangan yang diberikan.
Tiga puluh tahun lalu, kemampuan komputer yang menyamai kemampuan manusia itu banyak diragukan para peramal peradaban.
Penulis menguji kemampuan program chatGPT untuk menulis lagu dengan tema keindahan Gunung Rinjani ala Ebiet G. Ade. Ia mampu menulis lirik dengan kualitas di atas orang-orang awam.
Demikian pula aplikasi Dall.E2 dapat diminta untuk ‘melukis’ pemandangan Bali menurut gaya pelukis Van Gogh. Lukisan itu juga dapat diedit untuk disempurnakan sesuai keinginan pemberi perintah.
Telaah - ChatGPT; memodelkan bahasa, bukan menghasilkan pengetahuan
Oleh Prof. Budiman Minasny*) Kamis, 16 Maret 2023 12:30 WIB