Singapura (ANTARA) - Harga minyak dibuka lebih rendah di awal perdagangan Asia pada Senin, setelah China menetapkan target moderat untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini sekitar 5,0 persen, lebih rendah dari ekspektasi pasar pertumbuhan 5,5 persen pada konsumen minyak terbesar kedua di dunia itu.
Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 50 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 85,33 dolar AS per barel pada pukul 01.47 GMT.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 46 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 79,22 dolar AS per barel.
Prospek pertumbuhan China yang diawasi ketat turun dari target tahun lalu sebesar 5,5 persen dan berada di bawah perkiraan. Sumber kebijakan baru-baru ini mengatakan kepada Reuters kisaran setinggi 6,0 persen dapat ditetapkan.
Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan pada Minggu (5/3), fondasi untuk pertumbuhan yang stabil di China perlu dikonsolidasikan, permintaan yang tidak mencukupi tetap menjadi masalah yang nyata, dan ekspektasi investor swasta dan bisnis tidak stabil.
Pada saat yang sama, harga minyak kemungkinan akan terpengaruh oleh kenaikan suku bunga di seluruh dunia, karena bank-bank sentral global memperketat kebijakan akibat kekhawatiran kenaikan inflasi. Para pedagang telah mulai mempertimbangkan kenaikan suku bunga di seluruh dunia, tetapi memperkirakan kenaikan yang lebih kecil dari tahun lalu.