Ibu kandung Aileen, Tri Indriani (33) merasa sangat lega dengan bantuan Kemensos untuk pengobatan anaknya yang saat dibawa kondisinya masih kritis.
“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bu Menteri Sosial yang telah mengarahkan jajarannya untuk membantu menangani pengobatan Aileen. Yang tadinya kondisinya kritis sampai sekarang dibawa ke RSCM Jakarta dan Alhamdulillah kondisinya sekarang sudah membaik,” kata Tri dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin.
Tri mengatakan dirinya hampir menyerah melihat kondisi putrinya yang tak kunjung sembuh. Sejak mengalami demam tinggi pada 6 Februari lalu, Tri sudah membawa Aileen berobat ke klinik dan ke rumah sakit di Cirebon. Demamnya tidak turun dan seluruh badannya membengkak. Aileen kemudian didiagnosis mengalami gagal ginjal akut progresif.
Kondisi Aileen saat ini perlahan menunjukkan kemajuan. Aileen sempat dirawat di Ruang PICU ( Pediatric Intensive Care Unit ) selama tiga hari setelah menjalani cuci darah, namun pada hari Minggu (19/2) sudah dapat dipindahkan ke ruang perawatan.
Terindikasi campak
Sementara itu Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa adanya temuan dugaan kasus baru gagal ginjal akut atau Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak di Jawa Barat (Jabar), mempunyai kemungkinan terindikasi campak.
“Itu ada dua, sekarang sedang dicek apakah itu gagal ginjal atau tidak. Kalau indikasi sementara itu infeksi. Bisa campak,” kata Menteri Budi saat ditemui ANTARA usai Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Kesehatan RI dengan PT Astrazeneca Indonesia di Jakarta, Senin.
Budi membenarkan adanya dua temuan kasus gagal ginjal akut baru di Jawa Barat. Namun saat ini, tenaga medis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta belum bisa memastikan apakah terduga pasien mengalami keracunan akibat senyawa Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang ada dalam obat sirop atau tidak. Sehingga RSCM masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Saat ini pasien yang diduga terkena gagal ginjal akut dari Jawa Barat itu, tidak diberikan Fomepizole. Salah satu jenis antidotum yang dijadikan sebagai obat penawar racun untuk menangani keracunan akibat senyawa EG dan Dietilen Glikol DEG.
Budi membeberkan bahwa kedua terduga pasien, diberikan obat-obatan anti-infeksi dan kondisinya terpantau mengalami perbaikan secara perlahan.
“Kalau gagal ginjal itu, misalnya begini. Kalau dia dikasih obat-obatan anti-infeksi biasanya dia tidak bereaksi. Sekarang dikasih obat-obatan anti-infeksi, tidak dikasih Fomepizole, jadi kalau dikasih Fomepizole baru bereaksi. Ini dikasih obat-obat (anti) infeksi langsung turun (jadi baik),” katanya.
Menkes melanjutkan apabila Kementerian Kesehatan dan semua pihak terkait masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium RSCM.
Sebelumnya pada tangan 16 Februari 2023, Dinkes Jawa Barat menerima laporan bahwa seorang anak berusia 3 tahun 1 bulan, memiliki gejala yang diduga gagal ginjal akut. Keluhan tersebut pertama kali dirasakan pada tanggal 6 Februari 2023. Hingga kini, Dinkes Jawa Barat juga masih menunggu hasil konfirmasi dari RSCM Jakarta yang dijadikan sebagai tempat rujukan pasien.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemensos rujuk balita gagal ginjal akut dari Indramayu ke RSCM