Antarajawabarat.com,1/4 - Ratusan pengungsi banjir di Kelurahan Baleendah dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang mengungsi di rusunawa Baleendah memerlukan bantuan berupa selimut dan makanan untuk bayi.
"Makanan Alhamdulillah ada, cuma kalau bisa ada bantuan juga berupa selimut dan makanan untuk bayi, kebetulan cucu ibu punya bayi," kata salah seorang pengungsi Kiah (67), di lokasi pengungsian, Senin.
Selama mengungsi di lantai dasar rusunawa Baleendah, dirinya terpaksa tidur hanya dengan beralaskan sebuah tikar.
"Di sini alasannya cuma tikar, mau bawa selimut gak bisa karena sudah tidak sempat. Jadi ibu butuh selimut terutama untuk malam hari," ujar dia.
Menurut dia, di pengungsian banyak warga yang membawa balita dan selama ini makanan untuk bayi tidak tersedia seperti makanan untuk orang dewasa.
"Kalau konsumsi untuk orang dewasa sih ada, tapi untuk bayi itu gak ada. Jadi kalau mau beli Promina buat cicit ibu harus beli ke warung," katanya.
Kiah bersama 11 anggota keluarga lainnya mengungsi di lantai dasar rusunawa Baleendah sejak Rabu (27/3) lalu setelah banjir dengan ketinggian mencapai sekitar 2 meter merendam rumahnya Desa Mekar Sari RT02/28 Kelurahan Baleendah, Kabupaten Bandung.
"Ini paling parah. Ibu sama suami, anak dan cucu sampai harus naik ke genting rumah. Alhamdulillah waktu itu ada perahu dari Tagana yang lewat jadi ibu bisa selamat," kata Kiah.
Menurut dia, tim Tagana sempat menyelamatkan cicitnya yang berusia lima bulan dari genting rumahnya menggunakan sebuah ember besar.
"Yang bikin ibu deg-degan ketika cicit ibu harus diselamatkan dari genteng pakai jolang (ember besar). Tapi alhamdulillah semuanya selamat," kata dia.
Ia berharap, ketinggian air di rumahnya segera surut supaya bisa kembali ditempati.
"Ya mudah-mudahan gak hujan gede. Karena kalau hujan gede. Air di rumah pasti gak surut-surut," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang pengungsi yang memiliki bayi, Neng Irma (18) menuturkan betapa repotnya membawa dan mengurus bayi berusia lima bulan di tempat pengungsian.
"Alhamdulillah Arya (anaknya) gak rewel, cuma repotnya kalau mau ngasih makan dan ganti pokok. Makanannya harus beli di warung dan kalau ke air harus ke masjid. Letaknya cukup jauh dari pengungsian," ujar Neng Irma.***4***
Ajat S