Cianjur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur menyatakan selama dua hari terakhir terjadi enam kali getaran gempa bumi di sebagian besar wilayah Cianjur, Jawa Barat, sehingga warga kembali ke tenda sebagai antisipasi.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Rudi Wibowo di Cianjur, Rabu, mengatakan berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi Geofisika (BMKG), selama dua hari terakhir getaran gempa yang dirasakan warga cukup kencang terjadi pada malam hari, sehingga banyak warga memilih kembali ke tenda.
"Informasi dari BMKG, gempa yang terjadi mulai dari magnitudo 1,4 sampai 2,6 yang dirasakan warga di seluruh wilayah Cianjur, terutama di Kecamatan Pacet, Cugenang, Cianjur dan Warungkondang," katanya.
Hingga saat ini pihaknya belum mendapat laporan terkait dampak gempa. Sepanjang Selasa (17/1) terjadi sebanyak empat kali dan Rabu (18/1) sebanyak dua kali, sehingga pihaknya mengirim petugas ke lapangan terutama wilayah terdampak untuk melakukan pendataan.
"Kami masih melakukan pendataan, termasuk Rabu dini hari tadi, dua kali gempa yang dirasakan memiliki kekuatan magnitudo 2,4 dan dirasakan warga di Kecamatan Pacet dan Cugenang. Kami masih melakukan pendataan apakah menyebabkan kerusakan atau tidak," katanya.
Sementara warga korban gempa yang baru beberapa hari kembali ke rumah mereka yang rusak ringan di Desa Buniaga, Kecamatan Pacet dan Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, mengaku sempat mendengar suara gemuruh yang cukup kencang sebelum gempa terjadi.
Sehingga, mereka memilih kembali untuk mengisi hunian sementara dan posko pengungsian guna mengantisipasi rumah ambruk akibat gempa susulan, karena suara gemuruh yang mereka dengar hampir sama dengan gempa magnitudo 5,6.
"Dari enam kali gempa susulan yang terjadi diawali dengan suara gemuruh dari dalam tanah, sehingga untuk menjaga keselamatan keluarga, Rabu dini hari tadi kami kembali ke hunian sementara, karena suara gemuruhnya cukup kencang," kata warga Desa Cibeureum, Awiw.