"Saat ini hambatan teknis mangga Jabar masuk ke pasar Jepang adalah ada protokol ekspor negara tujuan yang mewajibkan bebas dari hama lalat buah tersebut, dan dengan hasil penelitian yang menggembirakan ini maka mangga gedong gincu siap masuk pasar Jepang,“ katanya saat memberi sambutan pada penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Barantan dengan Injabar di Jakarta, Rabu.
Hasil penelitian Institut Pembangunan Jawa Barat, Universitas Padjadjaran (Injabar Unpad), lanjutnya, menyatakan bahwa lalat buah jenis Bactrocera occipitalis tidak ditemukan pada mangga varietas Gedong Gincu asal Sumedang, Jawa Barat.
Karena itu, menurut dia, Barantan segera menindaklanjuti harmonisasi aturan teknis dengan negara Jepang, sehingga akselerasi ekspor buah mangga asal Jabar dapat segera terealisasi.
"Kami segera berkirim surat resmi ke Jepang bahwa pada mangga (gedong, red) tidak ditemukan Bactrocera occipitalis," katanya melalui keterangan tertulis.
Penandatangan kerja sama antara Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Dr. A.M. Adnan dengan Direktur Utama Injabar Prof. Keri Lestari tentang Pendampingan dan Pengembangan Buah Tropis Kualitas Ekspor di Jawa Barat, merupakan tindak lanjut atas nota kesepahaman yang telah disepakati antara Kepala Barantan dan Rektor Universitas Padjadjaran.
Perjanjian kerja sama tersebut bertujuan untuk menyinergikan pola sikap dan tindakan terkait tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing.
Ke depan Barantan dan Injabar akan memperkuat sinergisitas dalam melakukan berbagai penelitian dalam rangka menyelesaikan hambatan-hambatan teknis untuk ekspor buah tropis Indonesia, khususnya asal Jabar, salah satunya adalah mangga gedong gincu yang saat ini dalam tahap harmonisasi aturan untuk masuk pasar Jepang. Direktur Utama Injabar Prof. Keri Lestari, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas respons dan dukungan penuh Barantan dalam mendorong buah tropis asal Jabar masuk pasar global.
Injabar, lanjutnya merupakan institusi yang melaksanakan penelitian dan inovasi terkait masalah yang dihadapi, namun, hasil inovasi dan penelitian yang dilakukan dibutuhkan jejaring agar dapat diterapkan.
"Saya yakin akselerasi ekspor ini dapat segera terlaksana. Terlebih pemerintah, akademisi, dan dunia usaha bersatu mendukung ini. Ke depan harapannya masyarakat dan media pun dapat mendukung agar ekspor buah tropis kita makin mendunia,” kata Keri.
Sebelumnya, pada Oktober lalu Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan optimistis produksi mangga asli Indonesia dapat menembus pasar ekspor dan menjadi primadona bagi masyarakat dunia.
“Saya optimistis, dengan semakin maju dan berkembangnya kelompok petani mangga, khususnya di Indramayu serta di seluruh Indonesia, akan membuat produksi mangga asli Indonesia menembus pasar ekspor dan dapat menjadi primadona buah asli Indonesia bagi masyarakat dunia,” kata Mendag usai menghadiri ekspor perdana mangga Indramayu sebagaimana dalam lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
Mendag pun mengucapkan selamat dan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Kota/Kabupaten Indramayu dan Gabungan Kelompok Karya Tani Bakti.
Jumlah produksi mangga di Indonesia, lanjutnya, cukup tinggi. Buah manis tersebut berada di urutan ketiga kategori produksi tanaman buah terbanyak setelah pisang dan nanas.
“Kabupaten Indramayu tercatat sebagai salah satu daerah penghasil mangga terbesar di Indonesia,” kata Mendag.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah produksi mangga di Indonesia mencapai 2,8 juta ton lebih pada 2021 yang sebagian besar dipasarkan di dalam negeri dan diekspor.
Produksi mangga Jawa Barat sendiri mencapai 444 ribu ton dan menempati posisi ketiga setelah Jawa Timur sebesar 1,1 juta ton, disusul Jawa Tengah sebesar 457 ton pada 2021. Menurut data ekspor mangga 2021, Jawa Barat menempati posisi pertama dengan nilai 1,97 juta dolar AS sebanyak 1.277 ton.
Sedangkan ekspor mangga Indonesia ke dunia pada 2021 mencapai total 4,56 juta dolar AS atau sebanyak 3.112 ton dengan negara tujuan ekspor Singapura (1,18 juta dolar AS), Kanada (0,76 juta dolar AS), Amerika Serikat (0,63 juta dolar AS) dan Vietnam (0,6 juta dolar AS).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kabarantan : Mangga asal Jabar siap diekspor ke Jepang