Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal tahun stagnan seiring dengan kontraksi PMI Manufaktur Amerika Serikat.
Rupiah ditutup stagnan atau sama dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya yaitu Rp15.573 per dolar AS.
"Data AS yang suram dan konsolidasi akhir tahun menyeret indeks dolar AS (DXY) untuk meraih level terendah baru dalam tujuh bulan," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
PMI Manufaktur AS pada Desember berada di level 46,2, turun dari 47,7 pada November yang berarti industri manufaktur AS mengalami kontraksi.
PMI Manufaktur adalah indeks yang mengukur pertumbuhan industri manufaktur suatu negara. Jika nilainya di atas 50, maka industri manufaktur mengalami ekspansi.
PMI Manufaktur Indonesia pada Desember 2022 tercatat pada level 50,9 sedangkan pada sebelumnya ada di level 50,3 yang artinya pertumbuhan industri manufaktur Indonesia mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya.
Dolar AS telah memangkas kenaikannya dalam beberapa pekan terakhir karena investor mencari tanda-tanda kapan siklus kenaikan suku bunga The Fed akan berakhir.
The Fed telah menaikkan suku bunga dengan total 425 basis poin sejak Maret dalam upaya untuk mengekang lonjakan inflasi.
Dengan likuiditas yang lebih rendah karena liburan, indeks dolar yang mengukur kekuatan terhadap enam mata uang utama saingannya posisi terakhir turun sekitar 0,314 persen di 103,52.
Risalah pertemuan terbaru Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu (4/1), serta angka ketenagakerjaan AS bulan Desember pada Jumat (6/1) akan menjadi perhatian pelaku pasar pada pekan ini.
Kurs Rupiah awal tahun stagnan seiring kontraksi manufaktur AS
Senin, 2 Januari 2023 16:44 WIB