Berkat pelatihan yang disediakan dalam Program Kartu Prakerja, ia mengaku bisa meningkatkan kapasitas dirinya dan meningkatkan nilai jual dirinya kepada pelanggan untuk memakai jasanya, karena Program Kartu Prakerja memberikan sertifikat yang bisa mendukung kepercayaan klien akan kredibilitasnya.
"Tidak bisa disangkal orang juga menginginkan bukti bahwa benar tidak tuh kemampuannya. Jadi ketika saya sudah punya sertifikat ini, lebih mudah menunjukkan saya sudah menjalani pelatihan dan akhirnya jadi mudah, mudah diterima," ujar Jeklin ketika ditemui ANTARA di acara Kartu Prakerja di Bali.
Mahasiswi Fakultas Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat, itu kini aktif menerima pesanan desain grafis. Pada saat bersamaan, ia juga membuka jasa penerjemah dan guru les privat.
Bahkan beberapa pekerjaan datang dari beberapa kantor dinas di kampung halamannya di Melawi, Kalimantan Barat, meski kini dia berdomisili di Pontianak.
Penerima manfaat Program Kartu Prakerja lainnya, Erlinda Rambu Enga asal Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, mengaku Program Kartu Prakerja telah meningkatkan potensi dirinya untuk bersaing di pasar kerja.
Diterima menjadi peserta penerima manfaat pada Gelombang 5, perempuan berusia 28 tahun itu menyebut diterima menjadi peserta Program Kartu Prakerja menjadi berkah baginya.
Meski keluarganya masih memiliki sawah yang hasilnya bisa dijual untuk menopang kebutuhan keluarga besar, dia bertekad untuk tetap memiliki pendapatan yang dihasilkannya sendiri.
"Dari Program Kartu Prakerja aku tahu yang namanya mencari uang sendiri. Kalau tidak ada program itu, mungkin aku hanya tidur-tidur karena mungkin menunggu dari usaha pertanian itu," kata Erlinda yang juga berbicara dengan ANTARA saat ditemui di acara Program Kartu Prakerja di Bali.