Antarajawabarat.com, 22/1 - Arnold Schwarzenegger boleh jadi salah satu bintang laga terbesar di dunia tapi mantan Gubernur
California itu memiliki pendapat yang berbeda terkait dengan film-film laga penuh aksi kekerasan yang beredar di Hollywood.
Ia menilai kekerasan di film adalah hiburan dan tidak seharusnya dihubungkan dengan peristiwa tragis seperti penembakan sekolah di Connecticut yang menyebabkan 20 anak tewas.
Bintang dari sejumlah film box-office antara lain "The Terminator", "Predator" dan "True Lies" itu menyampaikan hal itu dalam konferensi pers sebelum peluncuran film barunya, "The Last Stand", pada 18 Januari mendatang. "Kita harus mendang hal ini sebagai dua hal yang terpisah."
"(Ini adalah) hiburan dan hal yang satunya adalah tragedi yang di luar akal sehat. Ini benar-benar serius dan adalah fakta yang nyata," kata Schwarzenegger, 65, kepada wartawan.
"The Last Stand" adalah film pertama Schwarzenegger sebagai bintang utama sejak menjabat sebagai Gubernur California selama tujuh tahun.
Dalam kesempatan itu ia juga mengatakan bahwa tragedi penembakan 20 orang anak-anak dan enam guru di Sekolah Dasar Sandy Hook oleh seorang pria bersenjata pada 14 Desember diakibatkan lebih dari sekedar senjata.
"Kita harus menganalisa bagaimana kita menangani penyakit mental, bagaimana kita menangani undang-undang senjata, bagaimana kita menangani para orang tua, "katanya.
Dalam "The Last Stand" Schwarzenegger memerankan seorang pensiunan polisi Los Angeles yang menjadi seorang sherif sebuah kota di perbatasan yang harus menghentikan gembong narkotika yang penuh kekerasan melintasi perbatasan.
Film itu, dengan adegan kekerasan, adalah jenis film yang baru-baru ini disebut oleh Wayne LaPierre Kepala Asosiasi Senjata Nasional sebagai faktor yang berkontribusi terhadap penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook.
Tapi Schwarzenegger mengatakan bahwa undang-undang senjata dan perawatan kesehatan mental perlu perubahan, bukan Hollywood.
"Bagaimana kita bisa berbuat lebih baik dengan undang-undang senjata?" tanya Schwarzenegger.
"Jika ada celah, jika ada masalah, mari kita menganalisis
itu ... Apakah kita benar-benar menangani masalah-masalah mental dengan tepat?"
Dalam hal pengasuhan, mantan politisi itu menyinggung ibu sang penembak brutal Adam Lanza, Nancy, yang juga ditembak
dan dibunuh oleh anaknya sendiri pada hari yang tragis itu.
"Apakah seorang ibu perlu mengumpulkan senjata dan mengajari anak-anak kecilnya menembak "tanya dia.
"Semuanya harus dianalisis," katanya menambahkan. "Saya pikir itu hutang kita pada rakyat kita."
ANTARA/Reuters