Bandung (ANTARA) - Pada peringatan Dies Natalis UPI yang ke-68, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Prof. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A secara resmi meluncurkan Smart Management System (SMS), yang dibawah koordinasi Wakil Rektor Bidang Inovasi, Kebudayaan dan Sistem Informasi serta Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi.
Prof. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia menjelaskan bahwa krisis pandemi adalah momentum bagi kita untuk melakukan perubahan besar dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di UPI. Dulu kita merasa terpaksa dengan BDR (belajar dari rumah), namun di balik itu adalah blessing in disguise; mahasiswa mulai terbiasa untuk belajar online dengan penekanan pada kemandirian belajar dari sumber yang makin bervariasi. Digital learning culture mulai tumbuh di kalangan mahasiswa; mereka tidak hanya terbatas untuk belajar di kampus, tetapi belajar di mana saja baik sendiri maupun bersama-sama.
Bahan tercetak bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi mahasiwa, kini muncul berbagai jenis sumber belajar yang makin bervariasi dan menarik seperti: kindle (digital book), digital presentation, living-video, video-grafis, serta sumber-sumber internet lain baik yang bersifat close sources maupun open sources. Kondisi ini telah semakin memudarkan asumsi lama bahwa menanamkan karakter sulit dilakukan melalui pembelajaran online, justru belajar bersama teknologi inilah para mahasiswa “dipaksa” menerapkan beragam karakter, seperti: disiplin, kerja keras, kemandirian, tepat waktu, rasa ingin tahu yang tinggi, jujur, berkolaborasi, dan sejenisnya.
UPI sebagai digital-hybrid university tetap berproses dan kini mulai tampak wujudnya. Dengan kebijakan work-from-home, dosen mulai terbiasa dan nyaman mengajar dari rumah melalui pembelajaran online. Lebih dari sekadar menghemat biaya dan waktu perjalanan, mengajar online telah membentuk digital learning culture di antara para dosen dengan learning platform yang sesuai. Para dosen mulai terbiasa dan terlatih untuk merancang pembelajaran online dengan menyajikan proses yang bervariasi dan menarik, baik secara sinkronus dan asinkronus. Hybrid learning mulai berkembang, dan salah satu yang menarik adalah penerapan flipped classroom, yaitu pembelajaran teori yang dilakukan secara online yang dikombinasikan dengan pembelajatan aplikatif secara tatap muka di kelas.
Perubahan digital culture ini bukan hanya terjadi dalam pembelajaran dan dalam riset untuk melahirkan inovasi, tetapi juga dalam sistem pengelolaan akademik, administrasi penunjang akademik, dan sistem pengelolaan kelembagaan UPI. Pusat-pusat Sistem Teknologi Informasi kini mulai berkembang dengan dukungan sejumlah tenaga ahli dan profesional bidang teknologi digital, serta tenaga profesional system designer dan coding specialist. Mereka berhasil merancang dan mengembangkan sejumlah aplikasi digital learning yang memacu mahasiwa untuk belajar secara online secara mandiri, berkolaborasi, mengerjakan tugas, membaca dan menulis artikel, mengerjakan asesmen, hingga melakukan kajian dan presentasi yang kaya dan menarik.
Sementara itu Dr. Cepi Riyana, M.Pd selaku Direktur Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi (STI), menjelaskan bahwa memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi Informasi dan komunikasi telah mendorong percepatan transformasi digital di segala bidang kehidupan. Perkembangan teknologi telah berdampak adanya disrupsi yang mengubah tata kelola dan proses kerja yang semula konvensional menjadi serba digital dan Authomatic System, dengan dukungan teknologi internet melaui IoT, cloud computing, big data, artificial intelegent dan emerging technology lainnya.