"Stok beras ketersediaannya cukup dan cukup aman, persoalannya Presiden tadi menanyakan kenapa harganya bisa naik," kata Syahrul di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Senin.
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi padi nasional mencapai 32,07 juta ton pada 2022, meningkat 0,72 ton atau 2,29 persen dibandingkan 2021 yang sebesar 31,36 juta ton.
Sedangkan potensi produksi beras nasional sepanjang tiga bulan ke depan pada Oktober-Desember 2022 diperkirakan sebesar 5,90 juta ton, meningkat 0,78 juta ton atau 15,12 persen dibandingkan 2021 yang berjumlah 5,13 juta ton.
"Pada dasarnya, BPS sudah melansir data terakhir terhadap pangan khususnya beras dan neraca kita menunjukkan posisi positif, stoknya bahkan meningkat 1,9 persen dari tahun-tahun sebelumnya," tambah Syahrul.
Untuk mengatasi kenaikan harga, Presiden Jokowi, menurut Syahrul, meminta Bulog untuk melakukan intervensi pembelian semaksimal mungkin.
"Sehingga dari posisi itu katakanlah netralisasi harga bersama mendag (menteri perdagangan). Kita diperintahkan sama-sama turun, mendag, mentan, Badan Pangan Nasional, dan Bulog untuk melakukan netralisasi di bawah Pak Menko dan kalau dilihat dari ketersediaan, neraca kita menunjukkan sangat positif bahkan pertumbuhannya cukup bagus," jelas Syahrul.
Syahrul menyebut sejumlah hal menjadi penyebab harga di lapangan tetap naik.
"Banyak faktor, faktor lapangan ya, dan tentu saja termasuk masalah logistik, transportasi dan berbagai hal dan itulah yang diminta semua kita untuk turun tangan menanganninya sehingga loncatan-loncatan itu bs dikendalikan," ungkap Syahrul.
Namun Syahrul mengaku tidak mencampuri soal harga. "(Harga) bukan domain saya, yang ada adalah neraca saya harus perbaiki, dengan Bulog saya akan kasih data saya di mana beras itu ada, panennya berapa, sesuai dengan data yang ada dari BPS kita," tambah Syahrul.
Menurut BPS, kontribusi terbesar beras ada di Pulau Jawa, yakni sebesar 56,12 persen atau 18 juta ton, di mana 31,07 persen produksi berada di Jawa Timur.
Selanjutnya Pulau Sumatera sebesar 20,41 persen atau sebesar 6,55 juta ton, dengan provinsi dengan produksi terbesar yaitu Sumatera Selatan yang berkontribusi 24,20 persen.
Selanjutnya yakni Sulawesi yang berkontribusi 13,39 persen untuk memproduksi beras 4,30 juta ton. Daerah penghasil beras terbesar yakni Sulawesi Selatan.
Kontribusi selanjutnya yakni sebesar 5,22 persen dari Bali dan Nusa Tenggara yang mencapai 1,67 juta ton dengan daerah produsen beras terbesar yaitu Nusa Tenggara Barat.
Terakhir yakni Kalimantan yang berkontribusi 4,26 persen dengan produksi beras 1,37 juta ton serta Maluku dan Papua sebesar 0,59 persen yang memproduksi 0,19 juta ton.
Sebelumnya dilaporkan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan stok beras secara nasional aman dan stabilitas harga beras tetap terjaga.
"Beras pengaruhnya terhadap inflasi tinggi sekali. Oleh karena itu pemerintah terus mengecek stok di pasar, salah satunya Pasar Induk Beras Cipinang. Memang kenyataannya, Agustus-September harga beras naik. Salah satunya disebabkan kenaikan harga gabah," ujar Mendag lewat keterangannya di Jakarta, Senin pada peninjauan ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta.
Untuk menghadapi berbagai kemungkinan, pemerintah terus mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan pemerintah daerah (pemda), guna memastikan stok beras dan memenuhi permintaan pasar.
Mendag berharap pemda merespons cepat gejolak harga barang kebutuhan pokok, seiring perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar kepala daerah untuk terus memantau harga barang kebutuhan pokok, termasuk beras beras.
"Berapapun gejolak harga yang terjadi di pasar,pemda diharapkan tetap menjaga sesuai harga standar. Misalnya dengan subsidi harga sehingga harga tidak bergejolak," imbuh Mendag.
Pemerintah, lanjutnya, akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait agar harga beras dapat terkendali, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
"Diharapkan operasi pasar dilakukan serempak di seluruh Tanah Air, terutama di daerah yang mengalami kenaikan signifikan agar harga terkendali," ujarnya..
Sementara Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya yang ikut pada peninjauan Pasr Induk Beras Cipinang mengungkapkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) siap untuk mengirimkan beras dan komoditas lainnya ke berbagai daerah seluruh Indonesia. Salah satunya melalui tol laut yang relatif fleksibel dan bisa dilakukan setiap saat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mentan klaim stok beras nasional aman