ANTARAJAWABARAT.com,22/11 - Dinas Peternakan Jawa Barat menggandeng Polda Jabar untuk mengantisipasi dan mencegah aksi spekulan dalam distribusi ternak yang mengakibatkan kelangkaan pasokan di provinsi itu.
"Kelangkaan sapi potong saat ini terjadi di sejumlah daerah, selain ada pengurangan pasokan juga ulah spekulan memperparah keadaan. Kami sudah melakukan koordinasi dengan kepolisian untuk mengantisipasi dan menangani hal ini," kata Kepala Dinas Peternakan Jabar Koesmajadi di Bandung, Rabu.
Kerja sama dengan aparat kepolisian itu, kata Koesmajadi untuk meningkatkan antisipasi sekaligus penindakan terhadap pelaku spekulan yang mempengaruhi pasokan ternak khususnya sapi potong di Jawa Barat dan sekitarnya.
Ia menyebutkan, kelangkaan pasokan sapi potong saat ini cukup langka, padahal berdasarkan penghitungan dan pengecekan di check point di Pantura maupun di jalur selatan Jabar masih cukup. Sedangkan di lapangan dikeluhkan terjadinya kelangkaan stok sapi potong.
"Ini aneh karena dan kami menduga ada suatu permainan dari para spekulan, dan kami akan menelusurinya, siapa yang bermain di sini," katanya.
Koesmajadi menyebutkan, pihaknya sudah melakukan survei pada 11-18 November 2012 di cek point Losari (Pantura) dan Banjar (jalur selatan) yang menjadi pintu masuk pasokan sapi untuk wilayah Jabar dan Jakarta.
"Pengurangan pasokan dari Jatim memang terjadi, namun setelah dilakukan survei selama sepekan pasokan masih mencukupi," katanya.
Dari pantauan di lapangan, kata dia pasokan sapi potong yang masuk pada setiap minggunya di Losari mencapai 7.817 ekor, sedangkan yang masuk melalui cek point Banjar sebanyak 1.168.
Artinya, kata dia jumlah sapi yang masuk setiap minggu sebanyak 9.000 ekor, ditambah pasokan dari peternak lokal Jabar sebanyak 1.000 ekor hingga 1.300 ekor.
"Sebagian pasokan dikirim ke Jakarta, namun pada dasarnya kebutuhan untuk Jabar seharusnya mencukupi. Rata-rata kebutuhan sapi di Jabar 1.000 ekor per minggu," katanya.
Menurut Koesmajadi, Jabar memang terkena dampak kebijakan Pemprov Jatim yang mengurangi penjualan sapi potong, pengaruhnya sekitar 20 persen.
Koesmajadi menyebutkan, akibat adanya pihak yang berspekulasi mengakibatkan harga sapi menjadi mahal dan dampaknya pedagang mengurangi pembelian dan stok berkurang.***2***
Syarif A