Ia menuturkan sempadan di sepanjang aliran sungai wilayah perkotaan Garut itu daerah rawan banjir saat turun hujan dengan intensitas tinggi.
Selama ini, kata dia, pemukiman warga di daerah sempadan sungai salah satunya Sungai Cimanuk sering diterjang banjir akibat air sungai meluap karena tingginya curah hujan.
"Karena sempadan sungai itu berbahaya maka rumah warga harus direlokasi ke rumah yang aman dari banjir," katanya. Ia menyampaikan pada bencana banjir Garut tahun 2016, pemerintah sudah merelokasi rumah warga yang berada di sempadan Sungai Cimanuk.
Namun kenyataannya, kata dia, saat ini masih ada warga yang kembali menempati rumah di daerah rawan banjir salah satunya di Kampung Cimacan yang selalu terdampak parah saat terjadi banjir.
"Seperti di Cimacan itu harus dikosongkan, dulu sudah direlokasi, tapi ternyata masih ada, nanti akan kami verifikasi apakah yang tinggal di sana itu warga yang dulu atau bukan," katanya.
Ia menyampaikan upaya mengubah lahan sempadan sungai itu harus terlebih dahulu diubah peraturan bupatinya sehingga jelas peruntukan kawasan tersebut.
Pemerintah, kata dia, bekerja sesuai dengan peraturan, termasuk mengubah suatu lahan harus jelas dalam peraturannya sehingga ke depannya tidak menjadi masalah. "Kita siapkan, mengubah regulasi terkait di tempat itu, termasuk nanti kalau ada rumah di daerah sempadan terkena banjir, tidak akan dapat bantuan," katanya.
Ia menyampaikan saat ini pemerintah daerah masih fokus menanggulangi daerah yang terdampak bencana banjir, seperti membersihkan material lumpur dan sampah.
Selain itu, kata dia, menyalurkan bantuan kepada warga terdampak banjir dengan menyiapkan dapur umum.
"Setelah tanggap darurat ini nanti kita juga akan membahas masalah sedimentasi sungai," kata Nurdin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB: Penyempitan badan sungai faktor utama terjadinya banjir di Garut
Penyempitan badan sungai penyebab terjadinya banjir di Garut, sebut BNPB
Selasa, 26 Juli 2022 10:10 WIB