Singapura (ANTARA) - Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Selasa pagi, karena pembatasan baru COVID-19 di China, importir minyak mentah terbesar dunia, dan kekhawatiran perlambatan ekonomi global membebani prospek permintaan bahan bakar.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk September jatuh 1,47 dolar AS atau 1,4 persen, menjadi diperdagangkan di 105,63 dolar AS per barel pada pukul 00.57 GMT.
Baca juga: Minyak beragam, ditutup di 104,09 dolar AS per barel
Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus berada di 102,50 dolar AS per barel, tergelincir 1,59 dolar AS atau 1,5 persen.
"Kekhawatiran yang meningkat akan resesi dan permintaan yang terus lesu di China menarik harga minyak lebih rendah, meskipun keseimbangan pasokan-permintaan saat ini tetap genting," kata analis dari konsultan Eurasia Group dalam sebuah catatan.
Beberapa kota di China mengadopsi pembatasan COVID-19 baru, dari penghentian bisnis hingga penguncian, untuk mengendalikan infeksi baru karena sub-varian BA.5.2.1 yang sangat menular telah terdeteksi di negara tersebut.
Namun sanksi Barat terhadap Rusia atas perang di Ukraina, yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus", telah mengganggu arus perdagangan minyak mentah dan bahan bakar.
Baca juga: Minyak menguat di 107,02 dolar AS per barel
Ada juga pembatasan lain dari rute pasokan energi dari Rusia, pemasok utama minyak, bahan bakar dan gas alam ke Eropa, yang membuat pedagang dan utilitas gelisah.
Kekhawatiran akan gangguan pada sistem Konsorsium Pipa Kaspia (CPC) mereda setelah pengadilan Rusia pada Senin (11/7/2022) membatalkan keputusan sebelumnya yang menangguhkan operasi di pipa selama 30 hari.
Namun para pedagang dan analis tetap khawatir bahwa Rusia akan menangguhkan pipa, yang membawa minyak dari Kazakhstan ke Laut Hitam, berpotensi mengganggu 1,0 persen dari pasokan minyak mentah global.
Minyak turun di Asia, diperdagangkan di 105,63 dolar AS per barel
Selasa, 12 Juli 2022 9:47 WIB