Petugas Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur kembali melihat Slamet di kandangnya pada Rabu (6/7) dan mengecek kesehatannya, kemudian menyampaikan bahwa sapi tersebut harus ada di Masjid Al-Akbar Surabaya pada Sabtu (9/7) sore atau H-1 Idul Adha 1443 Hijriah yang jatuh pada hari Minggu (10/7) untuk dikurbankan.
Mulyono masih memelihara Slamet pada Kamis (7/7) ini karena saat menandatangani kontrak, Staf Khusus Presiden Jokowi menitipkan terlebih dahulu selama 10 hari kepadanya, sehingga pakan dan minumnya menjadi tanggung jawabnya.
Mulyono mengaku untuk pakannya tidak ada bedanya dengan pakan yang diberikan oleh peternak lainnya, hanya saja ia terkendala dengan air karena di kandang Slamet untuk mendapatkan air susah dan tidak ada air.
Ia menceritakan bahwa kandang ternaknya jauh dari rumah dan jarak kandang ke rumahnya sekitar 1,5 kilometer, sehingga untuk minum Slamet dibawa dari rumah setiap hari, sedangkan untuk mandi sapinya harus menunggu air hujan yang ditampung, sehingga jika tidak ada hujan maka tidak mandi.
Untuk pakan rumput banyak tersedia di sekitar kandang, sehingga ia tidak susah mencari pakan rumput untuk hewan ternak kesayangannya itu dan dengan mudah memberikan pakan Slamet.
Saat ditanya bagaimana menjaga Slamet dari wabah PMK yang menyebar secara luas, Mulyono mengatakan sebenarnya mudah yakni menjaga warga di sekitar kandang tidak ada yang membeli sapi dari daerah yang positif PMK.
Kemudian peternak harus menjaga kebersihan kandang secara berkala dan memberikan pakan ternak yang bernutrisi tinggi agar tetap sehat, sehingga dengan begitu ternak tidak mudah tertular PMK.
Tak disangka, sapi simmental berbobot 1,1 ton dibeli Presiden Jokowi untuk kurban
Jumat, 8 Juli 2022 6:41 WIB
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kisah Slamet, sapi kurban yang dibeli Presiden Jokowi di Probolinggo