Menurut presiden apa bila anak-anak Indonesia pintar dan cerdas, semakin memudahkan dalam persaingan global.
"Kalau anak-anak kita stunting, gizinya enggak baik, nutrisinya enggak tercukupi, ah sudah...nanti ke depan bersaing dengan negara-negara lain akan kesulitan kita," katanya.
Presiden menyinggung persoalan kemandirian pangan karena kondisi komoditas harga pangan dunia yang naik terdampak invasi militer Rusia ke Ukraina sejak akhir Februari lalu.
Meski masyarakat Indonesia mayoritas mengkonsumsi beras sebagai komoditas pangan utama, Presiden mengingatkan masih ada dampak yang dirasakan invasi militer Rusia ke Ukraina yakni kebutuhan gandum.
"Kita juga impor gandum gede banget, 11 juta ton impor gandum kita. Ini hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan mie, bisa harganya naik," kata Presiden.
Presiden menjabarkan bahwa wilayah dua negara berkonflik tersebut, Rusia dan Ukraina, memiliki sumbangsih sekira 30-40 persen produksi gandum dunia.
Presiden Jokowi ajak syukuri harga beras tidak naik dan pentingnya kemandirian pangan
Kamis, 7 Juli 2022 13:04 WIB