Pasokan gandum dari dua negara yang dilanda konflik, Rusia dan Ukraina, terhambat. Padahal dua negara tersebut merupakan produsen besar untuk gandum di pasar dunia.
“Ini hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan mie, bisa harganya naik. Karena apa? Ada perang di Ukraina. Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum itu 30-40 persen berada di negara itu, Ukraina, Rusia, Belarus, semua ada di situ,” jelas Presiden Jokowi.
Bahkan, kata Presiden, beberapa negara sudah mengalami kekurangan pangan dan kelaparan karena terhambatnya pasokan pangan akibat perang Ukraina dan Rusia.
“Bayangkan, berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia? dan sekarang ini sudah mulai karena barang itu tidak bisa keluar dari Ukraina, tidak bisa keluar dari Rusia,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo juga menyampaikan pentingnya kemandirian pangan dalam membantu upaya pencegahan stunting. Oleh karena itu, Presiden mengajak kepada seluruh kepala daerah untuk memanfaatkan lahan sekecil apapun yang ada di wilayahnya untuk menanam dan berproduksi kebutuhan pangan sehari-hari.
"Jangan sampai ada lahan kosong, manfaatkan untuk asupan gizi anak-anak kita. Karena kita menanam di manapun itu tumbuh dan bisa kita panen. Penting sekali," katanya dalam acara peringatan Harganas ke-29 tersebut yang disiarkan langsung kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, Kamis.
Presiden mengingatkan bahwa anak-anak adalah penentu wajah masa depan Indonesia.