ANTARAJAWABARAT.com,8/8 - Perajin "Jeniper" jeruk nipis peras yang berada di Kecamatan Ciawi Gebang Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mengaku memasuki pekan ketiga bulan Ramadhan 1433 Hijriyah kesulitan memenuhi permintaan sejumlah pedagang makanan oleh-oleh khas daerah setempat.
"Permintaan minuman khas Kuningan yakni jeruk nipis peras sejak memasuki bulan Ramadhan terus meningkat, sehingga sulit untuk memenuhi pesanan sejumlah toko penjualan oleh-oleh Kuningan,"kata Darsono perajin jeruk nipis peras kepada wartawan di Cirebon, Rabu.
Ia menjelaskan, tingginya permintaan jeruk nipis peras hanya mampu memenuhi kebutuhan toko di Kuningan, sedangkan pesanan dari Jakarta dan Bandung terpaksa diabaikan karena produksinya masih belum maksimal.
Sementara itu Kurnia pedagang makanan oleh-oleh Kuningan mengaku, permintaan jeruk nipis peras menjelang dan sesudah lebaran Idul Fitri cukup tinggi, sehingga dirinya harus menyediakan minuman tersebut, untuk memenuhi pelanggannya.
"Tingginya permintaan minuman jeruk nipis peras produksi Kabupaten Kuningan karena diminati konsumen, selain menyegarkan badan, harganya cukup terjangkau,"katanya.
Manager Operasional Komunikasi Jawa Barat Asep Tatang sebagai mitra perajin jeruk nipis peras kepada wartawan di Cirebon mengaku, bantuan modal usaha bagi sejumlah perajin jeruk nipis peras dari dana "Corporate social responsibility:CSR" harus dijadikan contoh perajin lain, karena usahanya berkembang cukup pesat.
"Modal awal yang diberikan dari dana CSR kurang dari Rp10 juta bagi perajin jeruk nipis peras, kini usaha mereka semakin pesat dan sudah diberi modal naik cukup tinggi hingga Rp100 juta, hal tersebut harus menjadi contoh bagi pengusaha kecil lain,"katanya.
Menurut dia, naiknya modal usaha yang diberikan oleh PT Telkom dari dana CSR karena perkembangan usaha jeruk nipis peras tersebut cukup potensial dan memiliki pasar luas hingga Jakarta, Bandung, Bekasi, Cirebon. Kini menjelang Lebaran omzetnya naik 200 persen.***2***
Enjang S