Komponen cula badak terdiri dari filamen dan substansi yang dihasilkannya tanpa inti sebagai komponen koaglutinasi rambut. Bagian pangkal cula diliputi kulit yang terdiri dari hiperkeratin. Dalam tubuhnya badak menghasilkan zat keratin yang berfungsi untuk pembentukan cula.
Guru Besar IPB University dari Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Harini Muntasib, mengatakan perburuan menjadi momok bagi keberadaan badak jawa. Selain dianggap hama, pemburu juga mencari culanya.
Badak yang pada mulanya dapat akrab dengan manusia, namun seiring masifnya perburuan akhirnya menjadi binatang yang cenderung menghindari manusia dan lebih senang hidup menyendiri.
Ancaman dari manusia membuat badak jawa kemudian bermigrasi ke hutan yang lebih dalam hingga akhirnya yang tersisa hanya di Ujung Kulon saja. Sejarah keberadaan badak di hutan-hutan jawa ditandai dengan penamaan badak sebagai penunjuk arah atau tempat.
Daerah badak jawa yang mati di wilayah Tasikmalaya kemudian dijadikan nama tempat yang kini dikenal sebagai Kampung Badak Paeh. Badak paeh dalam bahasa Sunda berarti badak mati.
Bagi masyarakat Kota Bandung barangkali tidak asing dengan Jalan Cibadak, Rumah Sakit Rancabadak (kini Rumah Sakit Hasan Sadikin), maupun patung badak putih berada di Taman Balai Kota Bandung.
"Semua yang ada nama Cibadak itu dulu ada badaknya. Catatan yang pernah saya petakan itu terjauh daerah Ngawen. Ngawen itu setelah cari ada daerah sekitar Klaten sana," kata Harini yang ditemui di sela-sela aktivitasnya di IPB University.
Spektrum - Kala badak menghiasi gunung-gunung di Jawa Barat
Oleh Asep Firmansyah Kamis, 23 Juni 2022 19:34 WIB