Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil menyatakan saat ini terjadi kenaikan kasus COVID-19 di lima wilayah provinsi itu, yakni di Kota Bogor, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bogor dan Kota Bandung.
"Izinkan melaporkan terjadi kenaikan kasus COVID-19, khususnya di lima wilayah yakni Kota Bogor, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bandung. Tapi masih dalam rentang kendali," katanya usai Rapat Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar di Gedung Sate Bandung, Rabu.
Kasus COVID-19 di Jawa Barat yang terkendali, katanya, terlihat dari tingkat keterisian tempat tidur perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit yang masih di angka satu persen.
"(BOR untuk pasien COVID-19) RS masih di angka satu persen dan ini (kenaikan kasus di lima daerah di Jabar) seiring dengan kedekatan dengan DKI Jakarta, jadi polanya masih berulang sama," kata dia.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan, terlebih vaksinasi COVID-19 di Jawa Barat sudah sangat maksimal.
"Sehingga menurut Kemenkes daya tahan masyarakat Indonesia sudah di atas 90 persen," katanya.
Pihaknya memprediksi puncaknya kasus COVID-19 selanjutnya akan terjadi di Juli 2022.
"Prediksi puncaknya di bulan depan (Juli). Jadi media silakan beritakan secara proposional. Menurut hitungan ilmiah setelah Juli nanti turun atau landai lagi," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan COVID-19 tidak akan pernah hilang sama sekali dan pola kasusnya akan sama begitupun dengan solusi atau penanganannya.
"Jadi hal begini akan mengiringi, makanya saya bilang COVID-19 ini tidak akan hilang sama sekali, dan pola jawabannya sama saja. Tetap prokes vaksinasi ditingkatkan apalagi Jawa Barat dosis satu dan dua mendekati 100 persen. Vaksin booster di 30 persen, menandakan mayoritas dari hampir 37 juta itu tercapai," demikian Ridwan Kamil.
Lebih lanjut ia mengatakan COVID-19 tidak akan pernah hilang sama sekali dan pola kasusnya akan sama begitupun dengan solusi atau penanganannya.
"Jadi hal begini akan mengiringi, makanya saya bilang COVID-19 ini tidak akan hilang sama sekali, dan pola jawabannya sama saja. Tetap prokes vaksinasi ditingkatkan apalagi Jawa Barat dosis satu dan dua mendekati 100 persen. Vaksin booster di 30 persen, menandakan mayoritas dari hampir 37 juta itu tercapai," demikian Ridwan Kamil.
Jangan panik
Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan masyarakat tidak perlu terlalu panik merespons kenaikan kasus, sebab Kementerian Kesehatan RI mencatat masyarakat sudah memiliki tingkat kekebalan tinggi melalui vaksinasi, yakni di atas 99 persen.
"COVID-19 ini, iya, naik, tapi tidak terlalu dikhawatirkan karena kita punya kekebalan se-Indonesia itu sudah naik hampir di atas 99,99 persen," ujar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa
Kasus penularan COVID-19 di Jawa Barat naik seiring kemunculan subvarian omicron BA.4 dan BA.5.
Namun begitu, Kang Emil, sapaan akrabnya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada khususnya ketika beraktivitas di dalam ruangan agar selalu memakai masker dan menjaga jarak. Masyarakat yang belum divaksin juga sangat disarankan segera mengunjungi sentra vaksinasi COVID-19.
"Kalau indoor sesuai arahan pakai masker, kalau outdoor boleh tidak pakai masker tapi mengatur jarak dan selalu waspada," kata Kang Emil.
Sejauh ini diketahui tingkat keterisian rumah sakit oleh pasien COVID-19 di Jabar di angka 0,7 persen.
"Naik sedikit, per hari ini melaporkan 0,7 persen," kata Kang Emil.
Ia memastikan selama okupansi rumah sakit masih aman dan terkendali, Pemda Provinsi Jawa Barat akan fokus pada penegakan protokol kesehatan.
"Selama okupansi di rumah sakit masih aman kita fokus pada prokes saja," ujarnya.
Layanan Pikobar
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Jawa Barat Dewi Sartika mengatakan, lewat Pikobar Fitur Vaksinasi, kini warga bisa mengetahui informasi kegiatan vaksin sesuai jadwal, lokasi, usia, serta jenis vaksinasi sesuai kebutuhan.
Pikobar Vaksinasi versi terbaru telah dirilis sejak Maret lalu sebagai upaya untuk menghadirkan kanal informasi yang lebih ramah pengguna.
“Teman-teman di Jabar Digital Service sudah lakukan usability testing dan rancang desain wajah Pikobar Vaksinasi terbaru untuk membantu warga Jabar mendapatkan jadwal dan lokasi vaksinasi, satu pintu," katanya. Sekarang pengguna Pikobar dari lansia sampai yang muda bisa melihat sendiri info vaksinasi yang ingin ditampilkan sesuai kebutuhan. "Mudah-mudahan bisa meningkatkan imunitas warga dari sebaran subvarian baru corona,” ujar Dewi.
Sementara itu, Pikobar Isoman versi terbaru juga dirilis untuk mendukung fasilitas kesehatan selama isoman. Menurut Dewi, pengguna kini bisa langsung mengajukan permohonan vitamin tanpa perlu melakukan telekonsultasi dokter terlebih dulu dan paket obat-vitamin bisa sampai dalam 1-2 hari saja.
“Bagi warga yang tertular COVID-19 dan harus isolasi, kami juga sediakan tiga layanan gratis lewat Pikobar Isoman, konsultasi dokter, permohonan vitamin, dan layanan oksigen," ujarnya.
Warga yang membutuhkan vitamin tak perlu melakukan telekonsultasi, sedangkan yang perlu obat, bisa langsung berkonsultasi dengan dokter Pikobar untuk mendapatkan resep. "Semuanya gratis, warga bisa lacak progres permohonan ini dan semua kami antar langsung ke rumah dalam satu sampai dua hari saja,” kata Dewi.
Hingga kini, Pikobar telah merilis lebih dari 500 publikasi vaksinasi setiap bulan. Tak hanya itu, lewat Pikobar Isoman, sebanyak 4.026 paket obat dan vitamin telah diterima oleh warga Jabar yang sedang isoman, dan 3.921 pengguna telah menggunakan layanan telekonsultasi dokter.
Informasi layanan kesehatan selama isoman dan vaksinasi dapat diakses melalui aplikasi dan portal Pikobar https://pikobar.jabarprov.go.id/. Tim Jabar Digital Service turut merilis video tutorial Pikobar Isoman untuk mudahkan warga mengakses ragam tahapan permohonan fasilitas kesehatan isoman lewat kanal sosial media Jabar Digital Service @jabardigitalservice.