Data ekonomi lain yang dapat membebani pergerakan dolar AS adalah jumlah pesanan barang-barang yang diproduksi oleh manufaktur AS yang meningkat lebih sedikit dari perkiraan pada April.
Departemen Perdagangan AS melaporkan jumlah pesanan pabrik hanya naik 0,3 persen pada April setelah melonjak 1,8 persen pada Maret. Angka tersebut juga lebih rendah dari ekspektasi untuk kenaikan pesanan sebesar 0,7 persen.
Pada Kamis (2/6) lalu, rupiah ditutup menguat 54 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.480 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.534 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah melemah jelang rilis data inflasi Mei 2022