Walaupun memiliki tujuan yang sama, di sini lah perbedaan utama sikap Indonesia dan Australia. Jakarta ingin mewujudkan kawasan damai dan sejahtera melalui multilateralisme tanpa dominasi negara adidaya. Sedangkan Canberra tetap mengedepankan aliansi dan persekutuan Barat mereka.
Tapi pekerjaan rumah terbesar Albanese di awal pemerintahannya adalah bagaimana perdana menteri baru ini akan mentransformasi infrastruktur kebijakan politik luar negeri Australia yang beberapa tahun terakhir didominasi oleh instansi keamanan seperti NSC, dan bukan Kementerian Luar Negerinya.
Indonesia harus jeli melihat bagaimana Wong dapat mengukuhkan posisinya sebagai pengambil kebijakan utama politik luar negeri Australia.
Kisruh dengan Prancis terkait pembatalan pembelian kapal selam dan konsultasi yang minim dengan Indonesia sebelum pembentukan AUKUS adalah miskomunikasi yang tidak boleh terulang lagi.
Terima kasih Pak Scott. Selamat bertugas PM Albanese. Serupa tapi tak sama. Substansi atau gaya dan nuansa? Kami tunggu Anda minggu depan di Jakarta.