Secara lebih luas, harga minyak dan pasar keuangan telah berada di bawah tekanan minggu ini di tengah kegelisahan atas kenaikan suku bunga, dolar AS terkuat dalam dua dekade, kekhawatiran atas inflasi dan kemungkinan resesi.
Penguncian COVID-19 yang berkepanjangan di importir minyak mentah utama dunia, China, juga berdampak pada pasar.
Baca juga: Harga minyak turun setelah melonjak di sesi sebelumnya terkait sanksi Rusia
"Kemerosotan pertumbuhan permintaan tidak bisa datang pada waktu yang lebih baik, dengan China tampaknya di ambang mengunci ibu kota Beijing pada saat tertentu," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.
IHK utama AS untuk 12 bulan hingga April melonjak 8,3 persen, memicu kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga yang lebih besar, dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Melonjaknya harga di SPBU dan melambatnya pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan secara signifikan mengekang pemulihan permintaan sepanjang sisa tahun ini dan hingga 2023," kata Badan Energi Internasional (IEA) pada Kamis (12/5/2022) dalam laporan bulanannya.
Harga minyak ditutup beragam, khawatir penguncian Beijing dan pasokan ketat
Jumat, 13 Mei 2022 7:07 WIB