Houston (ANTARA) - Harga minyak tergelincir pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan minyak AS berada di level terendah dalam dua minggu karena prospek permintaan ditekan oleh penguncian Virus Corona di China dan meningkatnya risiko resesi, sementara dolar yang kuat membuat minyak mentah lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate WTI) AS untuk pengiriman Juni merosot 3,33 dolar AS atau 3,2 persen, menjadi menetap di 100,11 dolar AS per barel. Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli jatuh 3,48 dolar AS atau 3,28 persen, menjadi ditutup di 102,46 dolar AS per barel.
Baca juga: Minyak jatuh tertekan kekhawatiran ekonomi serta dolar yang menguat
Kedua kontrak acuan minyak turun untuk hari kedua berturut-turut dan merosot lebih dari empat dolar AS per barel sebelumnya pada awal sesi perdagangan.
Indeks-indeks utama Wall Street juga berbalik melemah dalam perdagangan yang bergejolak di tengah kekhawatiran atas pengetatan kebijakan moneter yang agresif dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Di awal sesi, komentar dari menteri energi Saudi dan Uni Emirat Arab mendorong harga minyak Brent dan harga minyak WTI naik lebih dari satu dolar AS per barel.