New York (ANTARA) - Harga minyak merosot sekitar enam persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) bersama ekuitas, karena berlanjutnya penguncian virus corona (COVID) di China, importir minyak utama dunia, sehingga memicu kekhawatiran tentang prospek permintaan minyak.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli, anjlok 6,45 dolar AS atau 5,7 persen, menjadi 105,94 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Juni jatuh 6,68 dolar AS atau 6,1 persen, menjadi ditutup di 103,09 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak jatuh karena khawatir permintaan China, larangan minyak Rusia
Kedua kontrak acuan minyak telah naik sekitar 35 persen sepanjang tahun ini.
Pasar keuangan global telah ketakutan oleh kekhawatiran atas kenaikan suku bunga dan kekhawatiran resesi karena penguncian COVID-19 yang lebih ketat dan lebih luas di China menyebabkan pertumbuhan ekspor yang lebih lambat di ekonomi nomor dua dunia itu pada April.
"Penguncian COVID di China berdampak negatif pada pasar minyak, yang dilanda aksi jual bersamaan dengan ekuitas," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associated di Houston.
Harga minyak jatuh sekitar 6,0 persen tertekan penguncian COVID di China
Selasa, 10 Mei 2022 8:25 WIB