ANTARAJAWABARAT.com,22/5 - Pemerintah Provinsi Jawa Barat berinisiatif untuk menawarkan lahan-lahan kritis di sepanjang aliran sungai Citarum yang saat ini dimiliki oleh penduduk agar dibeli oleh negara.
Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat Lex Laksamana usai membuka seminar "Selamatkan Bumi Kita" yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB), di Bandung, Selasa, mengatakan usulan tersebut sudah pernah diajukan langsung kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menurut dia, lahan-lahan kritis yang saat ini dimiliki oleh penduduk lebih mudah dihijaukan kembali dan dijaga kelestariannya apabila dimiliki oleh negara.
"Kalau dibeli dan menjadi milik negara kan tinggal menugaskan Perhutani atau BUMN lainnya untuk menanami lahan kritis itu," ujarnya.
Pemerintah Provinsi, lanjut Lex, sudah berupaya menghijaukan lahan kritis di sepanjang aliran Sungai Citarum dengan menanami tanah milik warga itu dengan pohon.
"Namun ketika pohon itu sudah setinggi tiga sampai empat meter dan pemilik lahannya butuh uang maka pohon itu ditebang dan pemerintah daerah tidak bisa apa-apa," ujarnya.
Lex mengatakan lahan kritis yang berada di sepanjang aliran Sungai Citarum yang dinyatakan sebagai salah satu sungai tercemar berat oleh Kementerian Lingkungan Hidup itu sebagian besar dimiliki oleh penduduk.
"Kalau BUMN mau membeli lahan kritis itu maka bisa dijadikan aset yang tidak akan hilang," ujarnya.
Upaya lain yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mengatasi pencemaran Sungai Citarum, menurut Lex, adalah merelokasi industri yang saat ini tersebar di kawasan cekungan Sungai Citarum.
Pemerintah Provinsi berencana memindahkan industri itu ke sebuah kawasan terpusat yang memiliki instalasi pengelolaan limbah memadai. Sedangkan kawasan cekungan Sungai Citarum akan diperuntukkan bagi industri ramah lingkungan.
"Mereka mulai memahami itu dan sekarang masih mencari tempat baru untuk relokasi," ujarnya.
Selain itu, Pemerintah Provinsi juga membangun instalasi pengelolaan untuk limbah rumah tangga yang merupakan sumber pencemaran utama Sungai Citarum. Pemprov Jawa Barat juga menyelenggarakan pelatihan bagi petugas pengelola limbah agar fasilitas tersebut dijalankan optimal sesuai fungsinya.
Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya yang hadir dalam pembicara kunci dalam seminar "Selamatkan Bumi Kita" menyebutkan sebagian besar sungai di Indonesia dalam keadaan tercemar.
Sungai Citarum, Cisadane, dan Ciliwung masuk dalam kategori tercemar berat yang penyebab utamanya adalah limbah rumah tangga.
Kambuaya mengatakan saat ini Kementerian Lingkungan Hidup tengah menyusun rencana induk revitalisasi sungai-sungai tercemar berat itu bekerjasama dengan Korea Selatan.
Sungai Ciliwung dan Citarum, menurut dia, menjadi proyek percontohan program pembersihan sungai yang mengaliri kota besar. ***3***
Diah