London (ANTARA) - Minyak melanjutkan penurunannya pada Jumat, dibebani oleh prospek pertumbuhan global yang lebih lemah, suku bunga yang lebih tinggi, dan penguncian COVID-19 di China yang menekan permintaan bahkan ketika Uni Eropa mempertimbangkan larangan minyak Rusia yang akan semakin memperketat pasokan.
Dana Moneter Internasional (IMF) minggu ini memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi globalnya sementara Ketua Federal Reserve AS pada Kamis (21/4/2022) mengatakan bahwa kenaikan setengah poin pada suku bunga "akan dibahas" pada pertemuan kebijakan Fed berikutnya pada Mei.
Baca juga: Minyak turun di pasar Asia karena kekhawatiran permintaan
Minyak mentah berjangka Brent turun 76 sen atau 0,7 persen, menjadi diperdagangkan di 107,57 dolar AS per barel pada pukul 08.10 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 32 sen atau 0,3 persen, menjadi diprdagangkan di 103,47 dolar AS per barel.
"Pada tahap ini, kekhawatiran atas pertumbuhan China dan pengetatan berlebihan oleh The Fed, yang membatasi pertumbuhan AS, tampaknya menyeimbangkan kekhawatiran bahwa Eropa akan segera memperluas sanksi terhadap impor energi Rusia," kata Jeffrey Halley, analis di broker OANDA.
Prospek permintaan di China, importir minyak terbesar dunia, terus membebani. Shanghai mengumumkan babak baru langkah-langkah termasuk pengujian virus corona harian mulai Jumat, menambah langkah-langkah ketat untuk mengekang wabah terbaru.
Minyak lanjutkan kerugian, khawatir pertumbuhan dan penguncian Shanghai
Jumat, 22 April 2022 16:03 WIB