Singapura (ANTARA) - Harga minyak di Asia diperdagangkan lebih tinggi tetapi dalam kisaran sempit pada Kamis pagi, setelah awal pekan ini diguncang oleh kehilangan pasokan dari Libya dan prospek permintaan yang mengkhawatirkan karena Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan globalnya.
Harga minyak mentah berjangka Brent terdongkrak 55 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 107,35 dolar AS per barel pada pukul 01.17 GMT, menutup kerugian dari sesi sebelumnya.
Baca juga: Harga minyak beragam karena khawatir pasokan Rusia serta permintaan
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 41 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 102,60 dolar AS per barel, menambah kenaikan 19 sen di sesi sebelumnya.
Para analis mengatakan volatilitas pasar kemungkinan akan meningkat lagi segera, dengan Uni Eropa masih mempertimbangkan larangan minyak Rusia karena invasinya ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus".
"Pasar minyak dan energi secara umum, memiliki banyak masalah besar dalam keadaan fluktuatif yang akan tetap berlangsung untuk waktu yang lama," kata Analis Komoditas Commonwealth Bank, Tobin Gorey.