Melbourne (ANTARA) - Harga minyak naik sekitar satu persen di sesi Asia pada Rabu pagi, mendapatkan kembali sebagian dari kerugiannya selama sesi sebelumnya di tengah kekhawatiran tentang permintaan energi setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonominya.
Namun, kekhawatiran permintaan telah diimbangi oleh prospek pasokan yang lebih ketat menyusul sanksi terhadap Rusia, pengekspor minyak terbesar kedua di dunia dan pemasok utama Eropa, setelah invasi ke Ukraina.
Baca juga: Harga minyak anjlok 5 persen setelah IMF pangkas prospek pertumbuhan
"Harga energi yang lebih tinggi dapat memicu penjatahan permintaan," kata ANZ Research dalam sebuah catatan. "Di sisi lain, pendekatan China-nol COVID dan penguncian yang ketat membuat prospek permintaan tetap lemah."
Minyak mentah berjangka Brent naik 96 sen atau 0,9 persen, menjadi diperdagangkan di 108,21 dolar AS per barel pada pukul 00.04 GMT.
Kontrak berjangka minyak mentah WTI bulan depan, yang berakhir Rabu, naik 1,19 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi diperdagangkan di 103,75 dolar AS per barel. Kontrak bulan kedua naik 1,18 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi 103,23 dolar AS per barel.