Jakarta (ANTARA) - Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menyelidiki video yang tersebar melalui media sosial terkait massa yang menyerang polisi lalu lintas (polantas) di Jalan Tol Dalam Kota, Senayan, Jakarta Pusat saat berunjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Senin.
Dalam video yang diunggah melalui media sosial tersebut, polisi mengidentifikasi ciri-ciri pelaku penyerangan terhadap enam orang anggota Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya saat mengevakuasi mobil yang terjebak saat ada aksi demo di depan gedung MPR/DPR/DPD RI.
"Tentu ini sudah diusut, dari hasil video yang ada kami sudah identifikasi pelakunya, kemudian dari pihak reserse akan melakukan visum kepada korban sehingga penyelidikan akan dilakukan," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Sambodo Purnomo Yogo saat ditemui di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin malam.
Sambodo mengatakan kejadian itu menyebabkan satu dari enam polantas menjadi korban penyerangan mengalami memar dan luka pada kepala bagian belakang dan memar pada bagian dada dan pinggang belakang, diduga akibat pukulan benda tumpul.
Kini AKP Rudi Wira, polantas yang mengalami luka-luka tersebut harus menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati. Sambodo mengatakan dirinya sempat ikut menyaksikan bagaimana peristiwa penyerangan itu terjadi.
Ia bercerita pada saat itu dirinya dan lima polisi lainnya harus mengevakuasi kendaraan yang terjebak di dalam tol karena melihat adanya sebagian massa aksi unjuk rasa yang memasuki jalan tol.
"Kami enam orang. Pada saat itu saya sedang bersama Rudi Wira. Kami sedang berusaha mengevakuasi mobil-mobil yang terjebak di jalan tol. Ketika saya berusaha menenangkan massa tapi massa semakin beringas kemudian ada yang memukuli AKP Rudi Wira dan menendang motornya sehingga terjatuh dan terlambat escape (menyelamatkan diri)," kata Sambodo.