Bengaluru (ANTARA) - Harga emas melanjutkan penurunannya di sesi Asia pada Rabu pagi, karena imbal hasil obligasi pemerintah AS naik setelah pejabat Federal Reserve bersikeras pada kenaikan suku bunga yang lebih tajam untuk memerangi inflasi, meskipun kekhawatiran atas krisis Ukraina memperlambat penurunan emas.
Emas spot melemah 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.918,29 dolar AS per ounce pada pukul 01.30 GMT. Sementara itu, emas berjangka AS juga tergelincir 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.918,40 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas jatuh dekati terendah 1 minggu terseret sikap "hawkish" ketua Fed
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan melonjak ke tertinggi baru sejak Mei 2019.
Para pejabat Fed membantu membentuk ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga yang lebih tajam guna mengekang lonjakan inflasi, tetapi belum berhasil menghilangkan kekhawatiran siklus pengetatan dapat merusak ekonomi dan pasar tenaga kerja.
Pasar memperkirakan probabilitas 72,2 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga dana fed 50 basis poin pada Mei, dengan hanya 27,8 persen memperkirakan kenaikan seperempat poin persentase. Peluang untuk kenaikan yang lebih besar melonjak dari lebih dari 50 persen pada Senin (21/3).