Sementara itu, lanjut Ariston, invasi Rusia masih berlanjut meskipun perundingan gencatan senjata juga masih berlangsung. Disrupsi terhadap suplai minyak dan komoditas lainnya disebabkan oleh perang tersebut.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat jelang pengumuman hasil pertemuan The Fed
Di sisi lain, dari dalam negeri, Bank Indonesia mengatakan pertumbuhan ekonomi masih kuat dan inflasi masih terjaga.
"Jadi kondisi ekonomi dalam negeri sebenarnya mendukung penguatan rupiah. Surplus neraca perdagangan RI juga membantu menahan dampak negatif kenaikan suku bunga acuan AS terhadap rupiah," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah mungkin bisa melemah hari ini terhadap dolar AS ke kisaran Rp14 330 per dolar AS, dengan support di kisaran Rp14.260 per dolar AS.
Pada Kamis (17/3) lalu, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.302 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.312 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah menguat ditopang surplus neraca perdagangan