Oleh Syarif Abdullah
Pemain spesialis ganda Sulistyo Wibowo setelah gantung raket dari lapangan tenis tidak meninggalkan dunia yang digeluti sejak usia dini dan masih menikmati sisa kejayaanya sebagai lawan mitra tanding bagi atlet-atlet muda.
"Saya tak kerja dan tidak bisa bisnis, yah saya tekuni terus profesi saya sebagai petenis. Kebanyakan menjadi lawan uji tanding atlet-atlet muda, termasuk yang pernah saya latih sebelumnya, kita sharing dengan mereka," kata Sulistyo Wibowo.
Pemain yang malang melintang sebagai pemain timnas selama 12 tahun dan memperkuat tim Piala Davis Indonesia selama tujuh tahun itu, lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarganya yang tinggal Bandung.
Namun sebagai mantan atlet, ia sering diundang untuk menjadi mitra tanding beberapa pemain muda serta undangan dari beberapa pejabat di Jabar dan Jateng untuk bermain bersama.
"Saya tidak sepenuhnya melatih, kebanyakan menjadi mitra tanding. Yah itu penghasilan saya, kalau lagi sepi yah banyak di rumah menjaga anak," kata pria kelahiran Tegal, 17 Februari 1969 itu.
Petenis yang juga kakak kandung petenis nasional Liza Andriyani itu menjadi spesialis peraih medali emasi pada nomor ganda di ajang SEA Games mulai SEA Games 1995 hingga SEA Games 2001.
Rekan duetnya adalah Bonit Wiryawan, sedangkan di ganda campuran ia berduet dengan Liza Andriyani.
Setiap turun di ajang SEA Games, duet Sulis - Bonit selalu mempersembahkan medali emas, sedangkan di ajang Asian Games 1998 di Thailand, ia terhenti di babak perempat final.
Sama halnya di ajang Piala Davis, Sulistyono, Bonit dan Suwandi bisa mempertahankan posisi Indonesia di grup I bersama tim-tim tangguh Asia lainnya.
"Hal yang membuat saya bangga sampai saat ini, waktu itu menjadi bagian tim yang mempertahankan peringkat tenis Indonesia di grup I, kedua saat saya bisa menjuarai tiga kejuaraan di Spanyol tahun 1990-an," kata pria yang terakhir memperkuat Tim PON Jawa Tengah itu.
Prestasi itu pula yang membuat Sulis bisa eksis setelah memasuki pensiun.
Pertemanan dengan sejumlah kalangan serta sikapnya yang sopan dan simpatik membuatnya banyak mendapat kesempatan untuk bisa menjadi latih tanding.
Tak rugi beruji tanding dengan pemain yang rutin berlatih di Lapangan Tenis Eldorado Bandung itu, karena tak segan-segan ia memberi masukan terkait teknik maupun strategi pemain muda, atau menjadi mintra bertanding bagi sejumlah rekanannya.
"Saya mencoba memberikan apa yang saya bisa di masa pensiun jadi pemain itu, dan saya senang pemain dan orang tua mereka memberi kepercayaan untuk bermitra tanding," kata pria yang menikahi petenis Jabar tahun 1990-an Yusti Aristiawati pada 1993 itu.
Meski memiliki prestasi dan memiliki kemampuan melatih, namun Sulis belum bisa mengantongi sertifikat kepelatihan.
"Kemarin ada tawaran mendapatkan sertifikat itu, namun harus bayar yang jumlahnya terlalu besar. Terlalu mahal untuk level mantan atlet. Saya belum bisa ikut. Saya berharap ada kemudahan bagi mantan atlet," katanya.
Terkait prestasi tenis nasional, ia mengaku prihatin dan berharap ada perbaikan.
Salah satunya para pelatih perlu bersatu dan menjalin komunikasi yang intensif, dan tidak terpecah-pecah.
"Saya melihat pelatih saat ini kurang kompak, padahal bilma mereka bersatu prestasi akan membaik. Saya yakin itu harus ada kekompakan dari pembina dan pelatih, jangan asyik sendiri-sendiri," kata Sulistyo.
Namun demikian, ia tidak memiliki penerus di lapangan tenis. Kedua putranya Muhammad Rizal dan Muhammad Rafli tidak sefokus dirinya bermain tenis.
Sedangkan si kecil Medina Rahma masih berusia tiga tahun.
"Anak saya yang pertama bisa tenis juga, tapi tidak sefokus saya. Ia fokus sekolah saja, atlet kan ada habisnya, kadang penghargaan untuk mantan atlet sangat kecil atau terlupakan," katanya.
Terlepas dari lapangan tenis, Sulis juga memiliki hubungan sosial yang baik dengan lingkungannya, bahkan ia terpilih menjadi Ketua RT sebanyak dua periode di komplek perumahannya di RT-5/RW07 Kelurahan Jatisari Kecamatan Buahbatu Kota Bandung.
"Mungkin karena saya banyak waktu di rumah, yah dipercaya menjadi Ketua RT di sini untuk periode kedua. Saya senang juga mengembang amanat ini," kata pria yang juga pengurus di DKM perumahan itu.
***3***
SULISTYO WIBOWO MANFAATKAN SISA KEJAYAAN
Rabu, 7 Maret 2012 14:07 WIB