Chicago (ANTARA) - Harga emas kembali melonjak pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), ketika sanksi Barat terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina kian meluas meningkatkan kekhawatiran atas dampaknya terhadap perekonomian yang kian memburuk sehingga mendorong permintaan atas aset safe-haven emas.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, melonjak 43,1 dolar AS atau 2,27 persen, menjadi ditutup pada 1.943,80 dolar AS per ounce, merupakan penyelesaian tertinggi dalam 13 bulan. Harga berdasarkan kontrak teraktif mencapai level tertinggi sejak 5 Januari 2021, menurut data FactSet.
Baca juga: Harga emas turun tipis setelah pembicaraan gencatan senjata Rusia-Ukraina
Investor tetap khawatir ketika konflik Rusia-Ukraina memasuki hari ke enam, menimbang implikasi konflik terhadap prospek inflasi dan pertumbuhan global. Jatuhnya indeks pasar saham AS dan imbal hasil obligasi AS juga mendukung emas.
"Imbal hasil obligasi telah jatuh karena harga telah pulih di tengah arus safe-haven dan dengan beberapa investor mengurangi ekspektasi mereka tentang pengetatan agresif dari bank sentral. Dengan latar belakang ini, saya memperkirakan emas akan bergerak jauh ke utara 2.000 dolar AS," Fawad Razaqzada, seorang analis dengan ThinkMarkets, menulis dalam sebuah catatan.
Emas dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian dan juga lindung nilai terhadap kenaikan inflasi.