Toto menyebut posisi elektabilitas masing-masing dalam berbagai simulasi jumlah calon.
Untuk simulasi 20 calon gubernur, RK memimpin dengan 45,2 persen, Dedi Mulyadi 24,7 persen, disusul Dede Yusuf 8,5 persen.
Sementara calon lainnya, mulai dari Wagub Jabar saat ini, UU Ruzhanul Ulum, Cellica, Desy Ratnasari, Ahmad Syaikhu, Bima Arya, Nurul Arifin, Rieke Dyah Pitaloka, Ace Hasan Sadzily dan lain-lain, masih di bawah 5 persen.
Saat dikerucutkan menjadi enam calon, RK 47,3 persen, DM 25,5 persen, Dede Yusuf 12,7 dan yang lainnya seperti Uu Ruzhanul Ulum, Ahmad Syaikhu, M. Farhan masih tetap di bawah 5 persen.
Dan yang menarik, pada simulasi 10 calon tanpa Ridwan Kamil, posisi Dedi Mulyadi melesat ke 38,0 persen, disusul Dede Yusuf menjadi 22,7 persen, Uu Ruzhanul Ulum 6,7 persen, Desy Ratnasari 5,8 persen, Ahmad Syaikhu 3,5 persen dan Attalia Kamil 1,8 persen.
“Dari simulasi tanpa Ridwan Kamil terlihat jelas bahwa Kang DM yang paling banyak menerima berkah limpahan suara. Disusul Dede Yusuf yang cukup tinggi juga. Karena itu, jika RK akhirnya lebih memilih sebagai capres atau cawapres, tidak sebagai cagub, maka hanya Dedi Mulyadi yang punya potensi melenggang menang,” kata Toto.
Namun begitu, dalam pandangan peneliti senior LSI Denny JA ini, peluang buat kandidat lain tetap terbuka sejauh mereka mampu memenuhi tuntutan hukum besinya untuk menang.
Baik tuntutan mendongkrak pengenalan maupun kesukaan dengan kerja-kerja kampanye yang terukur.