Bengaluru (ANTARA) - Harga emas stabil di perdagangan Asia pada Kamis pagi, berada dekat level tertinggi delapan bulan yang disentuh awal pekan ini, karena dolar AS dan imbal hasil obligasi Pemerintah AS turun setelah risalah Federal Reserve (Fed) kurang hawkish daripada yang ditakutkan sebelumnya, dan krisis Ukraina mendorong permintaan untuk logam safe-haven.
Harga emas spot diperdagangkan bertahan di 1.868,36 dolar AS per ounce pada pukul 01.23 GMT, setelah mencapai level tertinggi sejak Juni di 1.879,48 dolar AS pada Selasa (15/2/2022). Sementara itu, harga emas berjangka AS juga stabil diperdagangkan di 1.871,40 dolar AS per ounce, setelah terangkat 0,82 persen semalam.
Baca juga: Harga emas terangkat 15,3 dolar, kekhawatiran atas Ukraina muncul kembali
Harga minyak dan emas naik pada Rabu (16/2/2022) setelah NATO dan Amerika Serikat mengatakan Rusia meningkatkan penambahan pasukannya di dekat Ukraina, sementara risalah Fed yang dovish membantu sebagian besar saham ditutup datar di Wall Street.
Para pejabat Fed bulan lalu setuju bahwa dengan inflasi yang memperketat cengkeramannya pada ekonomi dan lapangan kerja yang kuat, sudah waktunya untuk menaikkan suku bunga, tetapi juga bahwa setiap keputusan akan bergantung pada analisis inflasi pertemuan demi pertemuan dan data lainnya, menurut risalah pertemuan kebijakan 25-26 Januari.
Dolar melemah setelah risalah menyatakan para pembuat kebijakan tidak menetapkan kecepatan tertentu dari kenaikan suku bunga, membuat emas lebih menarik bagi pembeli luar negeri.
Harga emas dekati tertinggi 8-bulan, risalah Fed yang "dovish" tekan dolar
Kamis, 17 Februari 2022 9:25 WIB