Kota Bogor (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Jawa Barat menyatakan bahwa guru dan siswa yang terpapar COVID-19 dari klaster sekolah meningkat cepat, yakni dalam empat hari menjadi 676 orang atau naik 20,5 persen dari 561 orang di 31 sekolah.
"Angkanya semakin tinggi, itu data Dinas Kesehatan yang kami dapatkan," kata Kepala Disdik Kota Bogor Hanafi di Kota Bogor, Rabu.
Menurut dia angka tersebut memang cukup tinggi untuk lingkungan sekolah sehingga penghentian pembelajaran tatap muka (PTM) oleh Satgas COVID-19 Kota Bogor cukup tepat.
Ia mengatakan dari 676 orang guru dan siswa yang terpapar itu sebagian besar tidak bergejala, yakni 441 orang, gejala ringan 178 orang, gejala sedang berat 36 orang dan gejalanya belum diketahui 21 orang.
Disdik sendiri, kata Hanafi, patuh atas penghentian PTM yang berlanjut hingga pekan depan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.
Sebelumnya, tambahnya, Wali Kota mengatakan keputusan memperpanjang PTM telah dituangkan dalam Surat Keputusan Satgas COVID-19 nomor 03/STPC/02/2022 dengan lima ketentuan yang diberikan kepada satuan pendidikan, seiring dengan status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 di Kota Bogor hingga pekan depan.
Lima ketentuan tersebut antara lain penghentian PTM bagi semua jenjang di satuan pendidikan (PAUD), TK, SD, SMP, SMA atau yang sederajat, Pesantren serta Lembaga Pendidikan lainnya di Kota Bogor dengan digantikan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Peniadaan aktivitas siswa dan guru itu berlaku untuk di dalam maupun di luar kelas, serta kegiatan kantor non esensial di sekolah dibatasi hanya 25 persen kapasitas orang yang diizinkan.
Ia menambahkan penyebaran COVID-19 yang terjadi di sekolah hingga saat ini masih terjadi di 31 sekolah dari ratusan yang ada pada semua jenjang di Kota Bogor.
"Datanya masih di sekolah-sekolah itu, mudah-mudah tidak kemana-mana lagi," demikian Hanafi.