Tokyo (ANTARA) - Harga minyak naik menuju 89 dolar AS per barel di perdagangan Asia pada Rabu sore, mendekati level tertinggi tujuh tahun, didukung oleh pasokan yang ketat dan ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah yang meningkatkan kekhawatiran tentang gangguan pasokan lebih lanjut.
Minyak mentah Brent naik 61 sen atau 0,7 persen, menjadi diperdagangkan di 88,81 dolar AS per barel pada pukul 09.17 GMT. Pada 20 Januari patokan global ini mencapai 89,50 dolar AS per barel, level tertinggi sejak Oktober 2014. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 25 sen atau 0,3 persen, diperdagangkan di 85,85 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak naik, kekhawatiran risiko politik global dapat perketat pasokan
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Selasa (25/1/2022) bahwa dia akan mempertimbangkan sanksi pribadi terhadap Presiden Vladimir Putin jika Rusia menginvasi Ukraina. Pada Senin (24/1/2022), gerakan Houthi Yaman meluncurkan serangan rudal ke pangkalan Uni Emirat Arab yang ditempati pasukan AS.
"Kecemasan atas potensi gangguan pasokan di Timur Tengah dan Rusia memberikan umpan bullish untuk pasar minyak," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.
"Penurunan pasar terbatas karena meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina dan ancaman terhadap infrastruktur di UEA," kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum penelitian di Nissan Securities.
Harga minyak naik menuju 89 dolar di Asia didorong ketegangan Rusia-Ukraina
Rabu, 26 Januari 2022 17:28 WIB