Chicago (ANTARA) - Harga emas mencapai level tertinggi lebih dari dua bulan pada penutupan Selasa (Rabu pagi WIB), terangkat kekhawatiran geopolitik atas Ukraina yang mendorong investor menuju aset safe haven, serta penurunan tajam di pasar saham AS menjelang pertemuan Federal Reserve (Fed) yang dapat memberikan tentang rencana pengetatan kebijakan moneternya.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, melonjak 10,8 dolar AS atau 0,59 persen, menjadi ditutup pada 1.852,50 dolar AS per ounce. Di pasar spot, harga emas juga naik 0,50 persen menjadi diperdagangkan di 1.852,03 dolar AS per ounce pada pukul 19.03 GMT.
Baca juga: Harga emas datar, kehati-hatian jelang pertemuan Fed imbangi risiko Ukraina
Sehari sebelumnya Senin (24/1/2022), harga emas berjangka terdongkrak 9,9 dolar AS atau 0,54 persen menjadi 1.841,70 dolar AS, setelah jatuh 10,8 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.831,80 dolar AS pada Jumat (21/1/2022), dan terkikis 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.842,60 dolar AS pada Kamis (20/1/2022).
"Ketegangan Ukraina tidak diragukan lagi telah membantu emas selama dua sesi terakhir, tetapi saya yakin pendorong sebenarnya adalah rencana Fed untuk segera memulai kenaikan suku bunga," kata Brien Lundin, editor Gold Newsletter, menunjukkan bahwa kenaikan pertama dalam siklus pengetatan secara historis memicu reli emas.
"Itu mungkin tampak kontra-intuitif, tetapi catatan dengan jelas menunjukkan polanya," katanya, kemungkinan karena "pedagang menjual emas untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga, dan setelah membeli di rumor, mereka menjual di berita'."
Harga emas melonjak 10,8 dolar, dipicu jatuhnya saham AS, ketegangan Ukraina
Rabu, 26 Januari 2022 6:47 WIB