ANTARAJAWABARAT.com,15/12 - Sejumlah wartawan terkena semburan gas air mata oleh aparat kepolisian ketika akan membubarkan massa yang menuntut Sekretaris Daerah (Sekda) Garut mundur dari jabatannya mulai mengarah pada tindakan anarkis dengan membakar ban di gerbang kantor Bupati Garut, Jalan Pembangunan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis.
Salah seorang kontributor televisi swasta nasional TV One, Opik yang berada sekitar titik sasaran tembakan gas air mata mengaku merasa perih pada bagian mata dan sakit di tenggorakan bahkan terjatuh karena tidak mampu berjalan.
"Semburannya kena bagian mata, saya sempat jalan dulu, tapi tidak kuat akhirnya terjatuh karena lemas, dan sangat perih di mata," kata Opik.
Ia menyesalkan tindakan aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata tanpa memberikan peringatan terlebih dahulu, sehingga selain dirinya banyak korban lain yang merasakan sakit serupa akibat semburan gas air mata.
"Ini langsung saja disemburkan, seharusnya ada aba-aba dulu, biar saya mungkin yang lainnya bisa menghindari semburan gas air mata," tegas Opik.
Selain beberapa wartawan yang tugas di Kabupaten Garut sedang meliput di lokasi aksi bakar ban di depan kantor Bupati Garut, juga sejumlah aparat kepolisian mengalami hal serupa terkena semburan gas air mata.
Anggota maupun perwira kepolisian yang sedang melakukan penjagaan di depan gerbang kantor Bupati Garut langsung berhamburan menghindari kepulan asap gas air mata.
Sejumlah anggota kepolisian mengaku tidak kuat dengan semburan gas air mata hingga merasa perih pada bagian mata dan tenggorokan, bahkan ketika dikucek dengan tangan rasa perih di mata tersebut semakin terasa.
Banyaknya korban dari tembakan gas air mata tersebut sejumlah aparat kepolisian berupaya menolong korban dengan membawa ke tempat lapangan terbuka dan diperintahkan untuk menghirup udara dan melarang untuk membasuhnya dengan air.
Selanjutnya wartawan dan kepolisian yang terkena semburan gas air mata diberi olesan pasta gigi sebagai obat menghilangkan rasa perih di mata.
Sementara korban tembakan gas air mata yang cukup banyak menimpa massa, bahkan seorang pengunjuk rasa pingsan ditengah-tengah kerumunan massa sehingga harus diamankan menggunakan mobil yang dibawa pendemo.
Dampak dari tembakan gas air mata tersebut sejumlah massa bukannya bubar melainkan melakukan perlawanan dengan melempar batu ke arah kantor Bupati Garut yang dipadati sejumlah petugas Satpol PP dan kepolisian.
Aksi lemparan batu yang dilakukan massa tersebut sejumlah petugas Satpol PP melakukan perlawanan dengan melemparkan kembali batu ke arah massa yang berada di jalanan luar kantor Bupati Garut.
Kericuhan antara petugas kepolisian dan Satpol PP dengan massa tersebut berawal ketika massa membakar ban ditengah jalan kemudian digeser mendekati gerbang utama kantor Bupati Garut hingga hampir mengenai aparat kepolisian yang sedang melakukan penjagaan.
Massa yang sulit dibubarkan ketika kepolisian akan memadamkan kobaran api, akhirnya salah satu anggota kepolisian yang membawa alat tembak gas air mata terpaksa diarahkan ke kerumunan massa.
Aksi massa yang sulit dibubarkan akhirnya puluhan anggota Polres Garut dibantu jajaran anggota dari Polda Jabar diturunkan lengkap dengan peralatan antihuru haranya untuk membubarkan massa.
Dalam aksi tersebut kepolisian berhasil mengamankan sejumlah massa yang diduga sebagai provokator untuk dilakukan pemeriksaan oleh kepolisian.
Sementara itu aksi massa tersebut menuntut Sekda Garut Iman Alirahman turun dari jabatannya karena dituduh sebagai mafia birokrasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut.
Aksi massa tersebut merupakan yang kesekian kalinya, dan seringkali melakukan aksi coret-coret dinding tembok benteng kantor Bupati Garut dengan cat semprot.
Tindakan massa tersebut sebelumnya dibiarkan aparat kepolisian, namun dalam aksi kali ini kepolisian melakukan perlawanan karena massa telah melakukan tindakan yang dinilai anarkis.
"Mudah-mudahan kejadian ini kejadian yang terakhir, kita bisa menahan diri. Massa yang diamankan akan kami cek lagi," kata Kapolres.
feri P