Kekhawatiran pasokan meningkat minggu ini setelah kelompok Houthi Yaman menyerang Uni Emirat Arab, produsen terbesar ketiga OPEC, sementara Rusia, produsen minyak terbesar kedua di dunia, telah meningkatkan kehadiran pasukannya di dekat perbatasan Ukraina, memicu kekhawatiran invasi.
Baca juga: Minyak mentah turun dipicu kekhawatiran kenaikan suku bunga AS
"Sementara 90 dolar AS dapat memicu beberapa aksi ambil untung dan sedikit penurunan harga, ini menunjukkan bahwa kita secara realistis dapat melihat minyak 100 dolar AS segera," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA.
Pejabat dan analis OPEC mengatakan bahwa reli minyak dapat berlanjut dalam beberapa bulan ke depan dan harga bisa mencapai 100 dolar AS per barel karena pulihnya permintaan meskipun terjadi penyebaran varian virus corona Omicron.
“Berapapun jumlahnya, tampaknya persediaan global akan terus berkurang selama beberapa bulan lagi dengan pengetatan tersirat dalam keseimbangan yang mempertahankan harga tetap bullish sepanjang sisa bulan ini dan sebagian besar berikutnya,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.
OPEC+, yang mengelompokkan kartel dengan Rusia dan produsen lainnya, sedang berjuang untuk mencapai target peningkatan produksi bulanan mereka sebesar 400.000 barel per hari (bph).
Harga minyak dekati tertinggi 7 tahun setelah penutupan pipa Irak-Turki
Kamis, 20 Januari 2022 8:10 WIB