Hal tersebut mendukung keyakinan Gubernur The Fed Jerome Powell bahwa inflasi pada 2022 diperkirakan melandai seiring normalisasi rantai pasok global.
Sementara itu, indeks-indeks Wall Street melemah pada perdagangan Kamis (13/1) kemarin. Nasdaq mengakhiri rebound tiga hari berturut-turut. Pelemahan itu dipicu oleh rilis data inflasi di AS yang mencapai 7 persen (yoy) pada Desember 2021 atau level tertinggi sejak 1982.
Baca juga: IHSG BEI diprediksi menguat ikuti kenaikan bursa global
Hal tersebut kembali mengingatkan pasar mengenai rencana pengetatan kebijakan moneter, seperti kenaikan suku bunga acuan dan pengurangan neraca keuangan yang lebih agresif oleh The Fed pada tahun ini.
Seiring peningkatan risiko ketidakpastian yang salah satunya diindikasikan dari kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun, memicu aksi jual pada saham-saham yang telah menguat signifikan, termasuk saham-saham di sektor teknologi.
Di tempat lain, bursa-bursa di Eropa berakhir datar atau terkoreksi pada perdagangan Kamis (13/1) lalu. Pelaku pasar di Eropa juga masih mencerna data inflasi di AS tersebut. Sejumlah ekonom, termasuk Gubernur The Fed meyakini bahwa inflasi akan melandai pada 2022 seiring normalisasi rantai pasok global.
Terlepas dari sentimen-sentimen tersebut, pelaku pasar menantikan rilis laporan keuangan sepanjang 2021 dari sejumlah bank besar di AS. Refinitiv memperkirakan kenaikan laba bersih sebesar 22,4 persen dari perusahaan-perusahaan di AS pada kuartal IV 2021.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 551,91 poin atau 1,94 persen ke 27.937,22, indeks Hang Seng turun 155,4 poin atau 0,64 persen ke 24.274,37, dan indeks Straits Times meningkat 16,07 atau 0,49 persen ke 3.273,37.
Baca juga: IHSG BEI ditutup melemah ikuti koreksi bursa saham regional
IHSG BEI terkoreksi ikuti pelemahan indeks saham di Wall Street
Jumat, 14 Januari 2022 10:05 WIB