ANTARAJAWABARAT.com,12/8 - Kenaikan harga benang dan kain untuk bahan pembuatan pakaian jadi dikeluhkan pengusaha konveksi baju koko di Tasikmalaya, Jawa Barat, yang menyebabkan biaya pembuatan jadi lebih mahal, sementara konsumen menginginkan harga stabil.
"Naiknya harga bahan baku yakni kain dan benang sudah terjadi dari Mei dan kenaikan itu membuat kita repot karena harus mengeluarkan biaya lebih besar," kata Nurul (40) seorang pengusaha baju koko di Kampung Leuwisari, Kelurahan Leuwiliang, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Jumat.
Kenaikan bahan baku itu dijelaskan Nurul seperti kain bahan baju koko yang sebelumnya Rp15 ribu per meter menjadi Rp19 ribu per meter.
Selain itu harga benang bordir untuk pembuatan corak menarik pada beberapa bagian baju koko, kata Nurul harga sebelumnya Rp5000 menjadi Rp7000 per satu gulung.
"Benang dan kain itu bahan yang penting dalam pembuatan baju koko, kalau naik sementara harga di pasar tetap tidak mau dinaikan, kita tentu rugi," jelas Nurul.
Permasalahan lain yang dihadapi pengusaha baju koko, diakui Nurul terjadinya penurunan pesanan dari sejumlah pasar pemasok diluar kota pada bulan ramadhan ini dibandingkan tahun sebelumnya.
Pesanan barang hingga pertengahan bulan ramadhan tahun sebelumnya yang diminta dari para pelanggan dalam dan luar kota mampu mencapai 40 kodi atau 800 potong baju koko.
Sedangkan pertengahan bulan ramadhan sekarang, kata Nurul baru mampu terjual 30 kodi atau 600 potong baju koko
model Uje Kerah dan model Blezer yang sudah dikirim ke penjual di daerah Tangerang, Banten.
Belum adanya pesanan dari para penjual baju koko di dalam dan luar kota, menurut Nurul karena masih tersedia banyak stok baju koko di toko penjual yang belum laku terjual.
"Menurunnya pesanan karena masih banyaknya stok baju koko di toko langganan yang masih belum laku terjual," katanya.***5***
Feri P