Solo (ANTARA) - Puluhan orang yang tergabung dalam Himpunan Kawula Muda Mangkunegaran (HKMM) mendeklarasikan dukungan terhadap GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara, pengganti tahta ayahnda sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara X, di Plaza Manahan Solo, Jawa Tengah, Rabu.
HPMM yang juga pemerhati budaya Pura Mangkunegaran melakukan deklarasi setelah menyelenggarakan seminar dengan tema "Memetri Nilai-Nilai Mangkunegaran dalam Tantangan Masa Depan" dengan menghadirkan budayawan dan sejarawan UNS Surakarta dan UGM Yogyakarta.
Ketua HPMM Krisna Bunga Wardani mengatakan HPMM menginginkan GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara sebagai Nata atau Raja Mangkunegara X, sedangkan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, istilahnya sebagai Perdana Menteri Mangkunegaran.
"Kami inginkan GPH Paundrakarna sebagai Nata atau Raja karena putra tertua KGPAA Mangkunegara IX, sedangkan GPH Bhre Cakrahutomo putra kedua sebagai Perdana Menteri Mangkunegaran. Karena kedua sosok itu cakap sebagai pemimpin," kata Krisna saat menyerukan aksinya.
Menurut dia, Mangkunegara IX yang sudah wafat seharusnya digantikan putra pertama. GPH Paundrakarna cakap dan pantas sebagai seorang pemimpin selanjutnya di Pura Mangkunegaran.
GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo putra kandung kedua, sedangkan GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara merupakan putra pertama dari KGPAA Mangkunegara IX. Jadi kami ingin kedua sosok ini dijadikan pemimpin Mangkunegaran.
"Kedua sosok itu semuanya cakap sebagai pemimpin. GPH Paundrakarna mempunyai jiwa kepemimpinan dan pribadi yang baik. Hal ini bisa dijadikan pertimbangan kuat sebagai Mangkunegara X menggantikan ayahnda," katanya.
Pihaknya berharap GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara ke depan bisa memimpin dan membangun budaya yang lebih baik di Pura Mangkunegaran serta dijadikan pedoman ke depan.
Puluhan orang tergabung HPMM tersebut setelah menyerukan deklarasi dukungan GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara, yang merupakan putra pertama KGPAA Mangkunegara IX untuk menggantkan tahta ayahnya langsung membubarkan diri dengan tertib.