ANTARAJAWABARAT.com,30/6 - Wakil Presiden RI Boediono mengatakan jika pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) masih banyak hal yang perlu diperbaiki.
"Oleh karenanya, pemerintah akan melakukan survei kependudukan termasuk untuk mengetahui 40 persen jumlah keluarga yang diperkirakan berpenghasilan rendah," kata Wakil Presiden Boediono di depan 24 ribu peserta saat menutup rangkaian kegiatan Hari Keluarga XVIII Tingkat Nasional 2011 di Kota Baru Parahyangan, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis.
Dikatakan Boediono, sejak dulu keluarga merupakan fondasi pembangunan sebuah bangsa, bangsa Indonesia tidak sendirian dalam memaknai pentingnya keluarga ini, bangsa lainpun menempatkan keluarga sebagai hal sentral, karena keluarga bukan sekadar kumpulan manusia.
"Mantan Presiden Amerika Serikat Thomas Jefferson pun pernah mengatakan bahwa momen bahagia bagiku adalah saat aku ada di rumah dan bersama orang yang kucintai," papar Boediono.
Dalam keluarga, hak dan kewajiban serta nilai moral ditanamkan sejak dini. Ingin bangsa Indonesia maju, tiada cara lain yang lebih baik kecuali meningkatkan mutu keluarganya sendiri. "Kami minta kepada seluruh masyarakat pengguna KB untuk mengajak keluarga lainnya yang membutuhkan informasi dan pelayanan KB," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sudiri Syarief mengatakan, kesejahteraan keluarga hanya akan terbentuk dengan hanya memiliki dua anak. BKKBN sendiri, mengklaim telah berhasil melakukan revitalisasi KB dalam waktu cepat.
"Tahun depan kita targetkan revitalisasi infrastruktur. Dengan begitu, program KB sebagai andalan pemerintah dalam menjalankan pembangunan akan berjalan dengan baik. Kalau boleh saya katakan, pengikut KB itu adalah pahlawan bangsa," menurutnya.
Dalam kesempatan yang sama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, keluarga adalah persemaian nilai-nilai sosial, agama dan lain sebagainya, revitalisasi keluarga Indonesia harus menjadi fokus perhatian pemerintah dengan didukung semua unsur.
"Setiap keluarga arus menjadi antibodi dari penyakit sosial," katanya.
Pada kesempatan itupun pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial menyerahkan bantuan Rp 84 miliar kepada Dinas Sosial Jawa Barat. Bantuan sosial itu untuk korban bencana, Jamsos (Jaminan Sosial), PKH (Program Keluarga Harapan), revitaliasi rumah tidak layak huni dan bantuan kelompok usaha bersama serta pemberian sejumlah penghargaan Satyalancana Wira Karya, Manggala Karya Kencana dan Dharma Karya Kencana.***6***
(U.pso-215/B/Y008/B/Y008) 30-06-2011 11:41:24