Kota Bogor (ANTARA) - Menteri Kehutanan periode 2004-2009 sekaligus Pemerhati lingkungan MS Kaban mendorong Kebun Raya Bogor menjadi objek wisata konservasi tumbuhan dan hewan yang mampu adaptif terhadap perubahan zaman, dengan tetap mempertahankan keseimbangan.
"Kebun Raya itu dikenal dunia, mau tidak mau akan dikunjungi, sehingga peluang untuk menjadi kawasan wisata sangat terbuka. Atau menjadi kawasan wisata konservasi," kata MS Kaban saat meninjau Kebun Raya Bogor, Selasa.
Menurut MS Kaban, banyak ahli dan pakar yang bisa memberikan masukan dan kajian mengenai fungsi Kebun Raya Bogor sebagai tempat konservasi yang dapat diimbangi menjadi tempat wisata yang adaptif.
Kebun Raya Bogor yang telah berusia 204 tahun memiliki koleksi tumbuhan sekitar 222 suku (famili), 1.257 Marga, 3.423 jumlah spesies dan 13.684 spesimen dengan luas lahan mencapai 87 hektare.
Tempat yang menjadi kebanggaan Kota Bogor itu juga telah menjadi tujuan wisata bagi banyak wisatawan Indonesia dan dunia.
Sehingga dari sisi terminologi wisata, tambah dia, perlu ada pengelola yang sifatnya menata bisnis agar mampu menghasilkan serta mampu menjaga keseimbangan lingkungan atau ekosistem di dalamnya.
Selain itu, Kawasan Kebun Raya Bogor harus tetap mempertahankan citra kawasan konservasi, karena menjadi sumber perkembangan ilmu pengetahuan yang harus tetap terjaga dan terpelihara.
"Jadi kalau saya lihatnya ini tidak dipertentangkan, tapi dia harus dicari titik keseimbangan, karena konservasi dan wisata itu menjaga keseimbangan," katanya.
Dalam kesempatan ini, MS Kaban juga menilai pengelolaan Kebun Raya Bogor saat ini sudah cukup teratur dan tertata baik dengan mempertahankan nilai konservasi yang masih terjaga dengan maksimal.
"Sebagai contoh dulu saya melihat sarang lebah dan kelelawar dan itu menandakan alam konservasi Kebun Raya Bogor berjalan baik," kata dia.
Sementara itu, Guru Besar IPB dan ahli ekonomi Hermanto Siregar mengungkapkan perlu adanya sebuah parameter untuk melihat Kebun Raya Bogor dari sudut pandang ekonomi dan wisata.
Komersialisasi Kebun Raya Bogor, lanjut dia, akan mempunyai dampak negatif dan juga dampak positif di dalam titik batas tertentu.
Untuk itu, ia mengharapkan adanya kajian lebih lanjut mengenai daya tampung wisatawan yang tidak boleh mengganggu aktivitas pelestarian ribuan tumbuhan.
Hermanto juga mendukung langkah inovasi edukasi digital yang dilakukan secara daring oleh pengelola Kebun Raya Bogor kepada 10.000 pelajar selama lebih kurang 1,5 tahun pandemi COVID-19.
"Batas maksimal kunjungan di KBR ini berapa agar tidak terlalu padat. Atau luasan kawasan ini berapa, yang dipakai untuk komersialisasi berapa sehingga tidak mengganggu konservasi," jelasnya.
Baca juga: Wisata edukasi daring Kebun Raya Bogor gaet 10.000 siswa
Baca juga: BRIN pastikan 5 fungsi Kebun Raya Bogor berfungsi seimbang
Baca juga: Bima Arya minta wisata malam Kebun Raya Bogor dihentikan
MS Kaban dorong Kebun Raya Bogor jadi wisata konservasi adaptif
Rabu, 6 Oktober 2021 6:13 WIB