Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memastikan lima fungsi Kebun Raya Bogor yakni konservasi, penelitian, edukasi, wisata, dan jasa lingkungan, tetap berfungsi secara seimbang dan proporsional.
"Kelima fungsi itu dipastikan berjalan secara seimbang, proporsional, dan berjalan bersamaan. Jadi tidak benar fungsi wisata akan mengalahkan fungsi konservasi," kata Pelaksana tugas Direktur Kemitraan Riset dan Inovasi BRIN Hendrian di Kebun Raya Bogor dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Pernyataan itu sekaligus menjawab kekhawatiran publik kepada pihak pengelola Kebun Raya Bogor terkait pengembangan atau inovasi wisata malam GLOW dengan lampu sorot di kebun raya dapat mengganggu ekosistem, konservasi, dan kepentingan riset.
Hendrian menuturkan BRIN menjamin tidak ada satu fungsi kebun raya itu mengalahkan fungsi lainnya. BRIN juga terus melakukan optimalisasi infrastruktur yang ada di kebun raya agar kegiatan riset dan konservasi serta fungsi yang lain dapat berjalan lebih optimal.
Ia mengatakan pengelolaan kebun raya dilakukan oleh tiga pihak, yakni Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya untuk mengelola riset dan periset, Deputi Infrastruktur melalui Direktorat Laboratorium dan Kawasan Sains dan Teknologi untuk mengelola laboratorium riset, dan Deputi Infrastruktur melalui Direktorat Koleksi dan untuk melakukan pemeliharaan koleksi.
Senada dengan Hendrian, Pelaksana tugas Deputi bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN Yan Rianto menuturkan hingga saat ini tidak ada bangunan tambahan di area GLOW.
Yan mengatakan inovasi GLOW yang ada di Kebun Raya Bogor itu bukan satu-satunya di dunia, melainkan banyak negara yang telah memiliki inovasi serupa, seperti di Desert Botanical Garden (Phoenix, Arizona), dan Singapore Botanic Gardens (Singapura).
Inovasi serupa juga sudah diimplementasikan di Fairchild Tropical Botanic Garden (Miami, Amerika Serikat), Atlanta Botanical Garden (Atlanta), dan Botanical Garden Berlin (Jerman).
"GLOW sebagai program eduwisata yang inovatif ini terinspirasi dari berbagai kebun raya di luar negeri yang telah membuka wisata malam lebih dulu. Beberapa negara sudah lebih dulu memiliki program wisata malam di kebun rayanya," ujarnya.
Terkait dengan pengembangan inovasi yang diberi nama GLOW, Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya (PRKTKR) BRIN Sukma Surya Kusuma menuturkan pihaknya telah melakukan penelitian secara menyeluruh terkait konservasi tumbuhan, bukan hanya pada dampak dari pengembangan inovasi GLOW, tetapi juga terkait dampak penerangan jalan raya pada konservasi.
Selain itu, PRKTKR terus melakukan konservasi terhadap tumbuhan yang terancam punah. "Jadi bukan karena inovasi GLOW ini saja dilakukan riset, namun riset terhadap dampak akibat perubahan yang terjadi di kebun raya terus dilakukan," ujar Sukma.
Direktur Sales PT Mitra Natura Raya (MNR) Michael Bayu A Sumarijanto mengatakan inovasi GLOW yang dikembangkan untuk edukasi dan wisata di kebun raya itu bertujuan untuk memberikan kesadaran konservasi pada generasi muda. Diharapkan, setelah mengikuti program tersebut, pengunjung akan mulai atau bertambah kecintaan dan kepedulian pada biodiversitas.
"GLOW menyuguhkan konten edukasi tentang biota yang ada di Kebun Raya Bogor dalam bentuk pencahayaan, animasi visual, audio, pengalaman langsung, dan lainnya," tuturnya.
Kepada para pengunjung kebun raya yang menikmati suguhan GLOW, lanjut Michael, nantinya akan dilakukan survei secara berkala. Survei itu bertujuan untuk mengukur seberapa besar informasi atau pesan tersirat dari suguhan GLOW yang dapat ditangkap oleh pengunjung.
Ia menuturkan survei itu dipandang perlu untuk dilakukan karena dari survei yang selama ini dilakukan di empat kebun raya di indonesia yakni Bogor, Cibodas, Bedugul, dan Purwodadi, hasilnya 90 persen pengunjung menyatakan mereka menikmati kebun raya hanya sebagai tempat olahraga dan tempat foto-foto saja, padahal misi utama dari kebun raya adalah untuk mengedukasi.
Baca juga: Perlu duduk bersama jaga keberlanjutan Kebun Raya Bogor
Baca juga: Lampu sorot di Kebun Raya Bogor tambah tekanan lingkungan, sebut dosen IPB
Baca juga: Bima Arya minta wisata malam Kebun Raya Bogor dihentikan
BRIN pastikan 5 fungsi Kebun Raya Bogor berfungsi seimbang
Jumat, 1 Oktober 2021 16:04 WIB