Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan diprediksi menguat mengikuti kenaikan bursa saham global.
IHSG dibuka melemah 0,43 poin atau 0,01 persen ke posisi 6.142,29. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,27 poin atau 0,03 persen ke posisi 865,78.
"IHSG kami perkirakan bergerak menguat mengikuti bursa global dan regional, serta kenaikan beberapa harga komoditas yang dapat menjadi perhatian untuk saham-saham berbasis komoditas," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Bursa saham AS semalam ditutup menguat karena para investor sudah mengantisipasi keputusan The Fed yang mengurangi pembelian obligasi akhir tahun ini namun tetap mempertahankan suku bunga di level rendah.
Selain itu, kekhawatiran kasus Evergrande mereda setelah raksasa pengembang properti China itu menyelesaikan pembayaran obligasi lokal.
Di sisi lain, data klaim tunjangan pengangguran awal AS pada pekan yang berakhir 18 September 2021 lalu menjadi 351 ribu klaim, naik dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 335 ribu klaim dan lebih besar dari perkiraan konsensus sebesar 320 ribu klaim.
Sedangkan PMI Manufaktur AS sedikit menurun menjadi 60,5 poin pada September dari 61,1 poin pada Agustus 2021.
Dari pasar komoditas mayoritas menguat. Harga minyak Brent, minyak WTI, minyak sawit mentah (CPO), nikel, dan timah naik.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 536,33 poin atau 1,81 persen ke 30.175,73, indeks Hang Seng turun 93,3 poin atau 0,38 persen ke 24.417,68, dan indeks Straits Times terkoreksi 2,64 poin atau 0,09 persen ke 3.073,8.
Baca juga: IHSG BEI ditutup menguat diiringi aksi beli asing
Baca juga: IHSG BEI ditutup menguat seiring meredanya sentimen Evergrande