Tasikmalaya, 10/1 (ANTARA) - Ratusan siswa SMK swasta Bina Putra Nusantara Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, berunjuk rasa di halaman sekolah, Senin, karena enam guru dipecat secara sepihak oleh yayasan.
Unjuk rasa yang digelar usai upacara bendera hari Senin itu, para siswa langsung berkumpul di lapangan setelah kepala sekolah tersebut memberitahukan ada enam guru yang diberhentikan oleh yayasan.
"Kami mempertanyakan kenapa enam guru itu dikeluarkan, kepala sekolah juga katanya tidak mengetahui alasan jelas pemecatan guru," kata wakil ketua OSIS SMK tersebut, Santy Prophet disela-sela aksi.
Unjuk rasa siswa sambil membawa spanduk minta enam guru itu tidak dikeluarkan, kata Santy, karena keberadaan tersebut dinilai tidak ada masalah dengan murid selama mengajar.
Menurut dia, pihak yayasan yang memiliki kewenangan berdirinya SMK tersebut, keberadaan enam guru itu tidak seharusnya diberhentikan sebagai tenaga pengajar karena tidak ada bukti maupun alasan yang kuat.
Santy dan siswa lainnya yang baru mengetahui enam guru itu dikeluarkan dari pengumuman upacara yang disampaikan kepala sekolah membuat para siswa tidak nyaman dari keputusan yayasan tersebut.
"Kami mengharapkan guru-guru kami tidak dipecat, karena menurut kami alasannya tidak jelas, kenapa di pecat," kata Santy mempertanyakan.
Selama ini enam guru tersebut kata Santy merupakan guru pavorit siswa, aktif dalam mengajar termasuk guru yang penting bagi siswa sebagai tenaga pengajar di sekolah SMK Bina Putra Nusantara.
"Gak ada masalah, bagi kami disini para siswa merasa tidak ada masalah dengan enam guru itu," kata Santy.
Sementara itu enam guru yang dipecat itu yakni Dedi Sarif Gani guru Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), Agus sugiarto Wakasek Kurikulum dan guru Bahasa Inggris, Ade Erfan dan Sera guru Matematika, Ali Irsan guru Undang-undang kesehatan (UUK) dan Ny Neng Iyet Kurniawati Ilmu Kesehatan masyakat (IKM).
Kepala Sekolah SMK Bina Putra Nusantara, Uus Rusamsi Afandi mengatakan unjuk rasa tersebut spontanitas para murid yang berharap enam guru tersebut kembali mengajar.
"Ini sebagai bentuk kekecewaan anak-anak, enam orang guru itu dipertanyakan oleh murid kepada yayasan," kata Uus.
Sementara itu pihak sekolah, kata Uus sudah menanyakan alasan pemberhentian enam guru itu kepada yayasan, namun keterangan dari yayasan ternyata tidak ada alasan yang jelas.
Menurutnya selama ini enam guru bersangkutan tidak ada masalah dalam mengajar maupun bermasalah dengan murid yang berujung pemberhentian mengajar.
"Kami sudah mempertanyakan ke pihak yayasan, sepertinya kami sudah tidak dihiraukan lagi," kata Uus.
Aksi yang digelar beberapa jam itu, akhhirnya murid kembali masuk ke kelas masing-masing untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar pada hari pertama masuk sekolah semeseter dua.
Feri P